BAB I (ISD sebagai salah
satu MKDU)
*Pengertian, Tujuan, ISD dan IPS
1. ISD sebagai salah
satu MKDU :
- Pengertian Ilmu Sosial Dasar :
Ilmu Sosial Dasar ( ISD ) adalah
ilmu pengetahuan yang menelaah masalah – masalah sosial yang timbul dan
berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga Indonesia dengan menggunakan
pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti Geografi Sosial,
Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan
Sejarah) MK.
ISD merupakan suatu usaha yang dapat
diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya
tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi
lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada
lingkungan sosialnya menjadi lebih besar.
- Tujuan Ilmu Sosial Dasar :
- Ilmu Sosial Dasar Bertujuan membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas.
- Memahami dan menyadari kenyataan dan masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
- Peka terhadap masalah sosial dan ikut serta dalam usaha menanggulanginya.
- Menyadari bahwa masalah sosial yang ada dalam masyarakat bersifat kompleks.
- Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lainya dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang ada dalam masyarakat
- Kelompok Ilmu Pengetahuan :
Secara umum ilmu pengetahuan
dikelompokan menjadi tiga yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan budaya atau lebih umum
disebut ilmu pengetahuan humaniora.
- Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari tentang hayati maupun non hayati. Seperti biologi,fisika & kimia.
- Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang mempelajari kehidupan bersama manusia dengan manusia atau interaksi sesama manusia. Seperti:ilmu sosiologi, ilmu politik, ilmu hukum, ekonomi, dsb.
- Ilmu Pengetahuan Budaya adalah ilmu yang mempelajari tentang seni, menifestasi atau perwujudan spiritual dari kehidupan bersama manusia. Seperti : Bahasa, filsafat, kesustraan, kesenian dan agama.
- Perbedaan antara ISD dan IPS :
- ISD diberikan pada pembentuk sifat sedangkan IPS diberikan kepada pengetahuan sosial.
- ISD dipelajari perguruan tinggi sedangkan IPS kepada sekolah dasar dan sekolah lanjutan.
- Ilmu Sosial Dasar merupakan satu matakuliah tunggal, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah lanjutan, misal: SD, MI, SMP, SMA,dan setingkatnya).
- Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan ketrampilan intelektual.
- Persamaan antara ISD dan IPS :
o
Kedua-duanya merupakan bahan studi
untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran.
o
Keduanya bukan disiplin ilmu yang
berdiri sendiri.
o
Keduanya mempunyai materi yang
terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial
- Golongan bahan pelajaran ISD :
pelajaran ISD dapat dibedakan atas 3
golongan, yaitu :
- Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.
- Konsep pengertian tentang kenyataan social dibatasi pada konsep dasar yang diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah social yang dipahami dalam IPS.
- Masalah-masalah social yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan.
BAB II (Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan)
A.
Perkembangan Penduduk Dunia
- 1. TABEL PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA
Adapun
perkembangan jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830 sampai sekarang dan
perkiraan sampai tahuun 2006 adalah sebagai berikut :
Perkembangan penduduk dunia tahun 1830 –
2006
Tahun
|
Jumlah penduduk
|
Perkembangan pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Sumber : Iskandar , Does Sampurno
Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia
- 2 TABEL PENGGANDAAN PENDUDUK DUNIA
Tahun penggandaan
|
Perkiraan penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Sumber
: Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco
1. 3 Faktor-faktor
demografi yang mempengaruhi pertambahan penduduk
- Kelahiran apabila kelahiran bisa cepat dikarenakan tekhnologi kesehatan kelahiran bisa cepat dikarenakan tekhnologi kesehatan maka otomatis kenaikan penduduk pun bisa melonjak drastis karena bertumbuhnya angka kelahiran
- Kematian apabila kematian bertambah maka angka kependudukan pun akan berkurang akan tetapi bila angka kematian menurun maka akan menambah juga kependudukan dikarenakan angka kelahiran melonjak drastis
- Imigrasi apabila setiap penduduk pindah ke kota dan mereka menjadikan ktp menjadi dua maka akan sulit apabila di data tidak akan terpenuhi akan sulit mendata penduduk dengan data pasti.
1. 4. Rumus Tingkat Kematian
1) Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar atau Crude Death
Rate (CDR) menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 pendduk dalam setahun. Angka
kematian kasar terdiri atas tiga golongan, yaitu:
a) Golongan rendah, apabila jumlah mortalitasnya kurang dari 13.
b) Golongan sedang, apabila jumlah mortalitasnya antara 14 - 18.
c) Golongan tinggi, apabila jumlah mortalitasnya lebih dari 18.
a) Golongan rendah, apabila jumlah mortalitasnya kurang dari 13.
b) Golongan sedang, apabila jumlah mortalitasnya antara 14 - 18.
c) Golongan tinggi, apabila jumlah mortalitasnya lebih dari 18.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui angka kematian
kasar adalah:
Di mana: CDR = M/P*1000
M = jumlah kematian
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
Di mana: CDR = M/P*1000
M = jumlah kematian
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
Menurut
Wardiyatmoko angka kematian kasar (CDR) Indonesia dalam kurun waktu 2000 - 2005
kurang lebih sebesar 43. Dibandingkan dengan CDR Asia 42, Thailand 40, Malaysia
24, dan Singapura 9 maka CDR Indonesia masih relatif tinggi.
Contoh:
Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di Kecamatan X sebanyak 10.000 jiwa dan jumlah penduduk yang meninggal 800 anak. Berapakah angka kematian kasarnya?
Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di Kecamatan X sebanyak 10.000 jiwa dan jumlah penduduk yang meninggal 800 anak. Berapakah angka kematian kasarnya?
Angka kematian kasarnya 8, artinya setiap 1.000
orang dalam 1 tahun, jumlah penduduk yang meninggal ada 8 orang.
2) Angka Kematian Khusus
Angka kematian khusus menurut umur atau Age Spesific
Death Rate (ASBR) menunjukkan banyaknya orang yang meninggal tiap 1.000 orang
penduduk pada usia tertentu dalam setahun. Biasanya angka ini sangat tinggi
pada kelompok usia lanjut, sedangkan pada kelompok usia muda angka ini jauh
lebih rendah.
Di mana: ASBR = Lx/Px
ASBR = angka kematian pada umur tertentu
Lx = jumlah kematian pada umur tertentu dalam setahun
Px = jumlah penduduk umur tertentu
ASBR = angka kematian pada umur tertentu
Lx = jumlah kematian pada umur tertentu dalam setahun
Px = jumlah penduduk umur tertentu
Angka kematian kasar digolongkan rendah jika kurang
dari 13, sedang jika berkisar 14 - 18, dan tinggi jika lebih dari 18.
Contoh:
Jumlah penduduk provinsi A yang berumur 65 - 69 tahun adalah 100.000 jiwa. Dalam waktu satu tahun yang meninggal dunia sebanyak 20.000 jwa. Hitunglah angka kematian khusus menurut kelompok umur di provinsi tersebut! Artinya setiap 1.000 penduduk yang berumur 65 - 69 tahun, yang meninggal sebanyak 200 orang dalam setahun.
Jumlah penduduk provinsi A yang berumur 65 - 69 tahun adalah 100.000 jiwa. Dalam waktu satu tahun yang meninggal dunia sebanyak 20.000 jwa. Hitunglah angka kematian khusus menurut kelompok umur di provinsi tersebut! Artinya setiap 1.000 penduduk yang berumur 65 - 69 tahun, yang meninggal sebanyak 200 orang dalam setahun.
1.
5. Angka Kelahiran (NATALITAS)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada
beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung
kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
- Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
- Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
- Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
- Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor-faktor
penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
- Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
- Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
- Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
- Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan
1. 6. Pengertian Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat
yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang
merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain
dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat
pada sekitar wilayah satu negara saja.
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah
perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada
yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun
internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas
penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas
administrasi dengan tujuan untuk menetap.
1.
7. Macam-macam Migrasi
Pertama , Migrasi Internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :
1. Imigrasi > Masuknya penduduk ke suatu Negara
2. Emigrasi > Keluarnya penduduk ke negara lain
3. Remigrasi > Kembalinya penduduk ke negara
Pertama , Migrasi Internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :
1. Imigrasi > Masuknya penduduk ke suatu Negara
2. Emigrasi > Keluarnya penduduk ke negara lain
3. Remigrasi > Kembalinya penduduk ke negara
Kedua ,
Migrasi Nasional dibagi menjadi empat , yaitu :
1. Urbanisasi > Dari Desa ke Kota
2. Transmigrasi > Dari Pulau ke Pulau
3. Ruralisasi > Dari Kota ke Desa
4. Evakuasi > Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman
1. Urbanisasi > Dari Desa ke Kota
2. Transmigrasi > Dari Pulau ke Pulau
3. Ruralisasi > Dari Kota ke Desa
4. Evakuasi > Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman
1.
8. Proses Migrasi
-Migrasi Internasional
Migrasi Internasional terjadi jika perpindahan penduduk dilakukan melewati batas Negara. Dengan demikian, perpindahan yang terjadi adalah perpindahan antarnegara. Misalnya perpindahan pen nya. Migrasi Internasional dibatasi oleh berbagai aturan yang ketat tentang keimigrasian di masing-masing negara tujuan. Hal ini dilakukan terutama oleh negara – negara maju untuk menekan laju pendatang yang dapat mengganggu stabilitas negara tersebut.
Migrasi Internasional terjadi jika perpindahan penduduk dilakukan melewati batas Negara. Dengan demikian, perpindahan yang terjadi adalah perpindahan antarnegara. Misalnya perpindahan pen nya. Migrasi Internasional dibatasi oleh berbagai aturan yang ketat tentang keimigrasian di masing-masing negara tujuan. Hal ini dilakukan terutama oleh negara – negara maju untuk menekan laju pendatang yang dapat mengganggu stabilitas negara tersebut.
Migrasi Internasional dapat terjadi dalam 2 cara,
yaitu migrasi ke luar (emigrasi) dan migrasi masuk (imigrasi). Penduduk yang
melakukan imigrasi disebut imigran. Adapun penduduk yang melakukan emigrasi
disebut emigrant.
-Migrasi Internal
Migrasi Internal merupakan perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari satu wilayah ke wilayah lainnya, tetapi masih dalam kesatuan negara. Dengan kata lain, migrasi internal merupakan perpindahan penduduk antar daerah di dalam negeri. Contohnya adalah perpindahan penduduk Medan ke Jakarta dan sebagainya. Migrasi Internal yang terdapat di Indonesia antara lain adalah urbanisasi dan transmigrasi.
Migrasi Internal merupakan perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari satu wilayah ke wilayah lainnya, tetapi masih dalam kesatuan negara. Dengan kata lain, migrasi internal merupakan perpindahan penduduk antar daerah di dalam negeri. Contohnya adalah perpindahan penduduk Medan ke Jakarta dan sebagainya. Migrasi Internal yang terdapat di Indonesia antara lain adalah urbanisasi dan transmigrasi.
1. 9.
Akibat Migrasi
Akan terjadi pertikaian didalam suatu kota yang
banyaknya imigrasi dikarenakan banyaknya orang yang bersuku tidak sama,
perbedaan sosial budaya, pola pikiran yang tidak sepaham, adab tutur kata yang
tidak sama, dan memandang suatu nilai orang
• Akan cepatnya terjadi bencana alam, karena apabila
imigran datang tentu saja mereka mencari tempat tinggal, maka lahan penghijauan
pun menjadi sasaran untuk dibuatnya perumahan sehingga untuk resapan air pun
berkurang sehingga akan terjadi bencana alam banjir dan juga wabah penyakit
• Kesehatan menjadi harga yang lebih mahal di dalam
kota migrasi karena, makin banyak imigran yang datang dengan membawa alat
kendaraannya dan juga elektronik yang mempunyai radiasi dan polusi pun
dimana-mana
• Area perkuburan yang makin sempit dikarenakan
lahan yang letaknya seharusnya menjadi area pemakaman justru dibuat mall, jalan
raya besar, dan juga fasilitas prasarana lainnya
• Lahan pekerjaan yang sempit karena banyaknya orang
yang mau menetap di kota migrasi dengan mencari uang tetapi sudah banyaknya
lahan pekerjaan yang diambil orang dan juga peluang bisnis yang area
penjualannya sangat sempit.
1. 10. Tiga Jenis Struktur
Penduduk
1. Piramida penduduk muda.
2. Piramida Stationer.
3. Piramida Penduduk Tua.
1. 11. Bentuk Piramida Muda, Stationer dan Tua
1. Piramida Penduduk Muda (Expansive).
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang
tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan
penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam
kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang,
misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
2. Piramida Penduduk Stasioner.
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka
kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa
Barat.
3. Piramida Penduduk Tua (Constructive).
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun
dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan
dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua.
Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.
1. 12. Rasio Ketergantungan.
Rasio
Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara
jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun
keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia
yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua :
- Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
- Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai
indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara
apakah tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency
ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting. Semakin
tingginya persentase dependency ratio menunjukkan semakin tingginya
beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency
ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi.
B. KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
KEBUDAYAAN DI INDONESIA.
- Zaman batu sampai Zaman Logam
Upaya menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia,
mulai dari zaman batu sampai zaman logam, sungguh akan berliku-liku, memerlukan
waktu pembahasan yang panjang. Berdasarkan pendapat para ahlui prehistoric,
ternyata bahwa zaman batu itupun terbagi dalam :
- Zaman batu tua (Palaeolithikum)
- Zaman batu muda (Neolithikum)
Alat-alat
batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih
kasar-kasar, misalnya kapak genggam.
Kapak genggam-kapak genggam semacam itu kita kenal
dari eropa, afrika, asia tengah sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam
semacam ini tidak didapati orang di asia tenggara.
Bersamaan dengan persebaran budaya kapak-kapak bau
itu, tersebar pula bahasa proto Austronesia. Bahasa proto Austronesia sebagai
induk atau cikal bakal bahasa dari bangsa-bngsa yang mendiami pulau-plau
diantara samudera Indonesia dan samudera pasifik.
Zaman batu muda benar-benar membawa revolusi dalam
kehidupan manusia, Pada zaman ini, mereka mulai hidup menetap, membuat rumah,
membentuk kelompok masyarakat, bertani dan beternak untuk hidup.
Bangsa-bangsa proto-Austronesia yang masuk dari
semenanjung indoChina ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar
di Indonesia. MateriDongson diantaranya berupa senjata-senjata tajam dan kapak
berbentuk sepatu dari bahan perunggu
Suatu hal yang patut dicatat tentang permulaan zaman
logam ini, ialah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum zaman tersebut
pada dasarnya penting sekali untuk perkembangan sejarah indonesia selanjutnya
2. KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA, DAN ISLAM
- Kebudayaan Hindu, Budha
Pada ke—3 dan ke-4 agama hindu masuk ke Indonesia.
Khususnya ke Pulau Jawa. Hindu yang berasal dari India itu langsung luwes dan
mantap.
Sekitar abad ke -5, ajaran budha masuk ke Indonesia.
Budha dapat dikatakan lebih maju karena tidak mengenal kasta-kasta seperti
Hindhu.
- Kebudayaan Islam
Pada abad ke 15 dan 16 islam telah di kembangkan di
Indonesia. Oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut wali sanga. Titik sentral
penyebaran agama islam pada abad itu berada di pulau jawa. Islam masuk tidak
dengan cara paksa. Melainkan dengan cara baik-baik. Disamping itu disebabkan
sikap toleransi yang dimiliki bangsa kita.
Pada abad ke 15 kerajaan majapahit mulai runtuh,
berkembanglah Negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan
kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di pedalaman.
C. KEBUDAYAAN BARAT
Unsur kebudayaan yang juga member warna terhadap
corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan
barat. Dalam kurun waktu tertentu kota-kota pusat pemerintahan, teruatama di
jawa, Sulawesi utara, Maluku mulai berkembang dua lapisan sosial
1. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh.
2. Lapisan sosial kaum pegawai.
Dalam lapisan sisal kedua inilah pendidikan barat di
sekolah-sekolah dan kemampuan bahasa belanda menjadi syarat utama untuk
mencapai kenaikan kelas sosial
Katolik dan zending untuk agama Kristen yang
semuanya bersifat swasta. Penyiaran dilakukan teruatama di daerah-daerah dengan
penduduk yang belum pernah mengalami pengaruh hindu-budha atau islam.
Berbagai peneliti antropologi budaya menunjukan
bahwa terdapat korelasi di antara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak
kepribadian anggota-anggota masyarakat secara garis besar. Opini umum juga
menyatakan, bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa
yang bersangkutan. Kalau begitu pada sisi mana kebudayaan dapat memberikan
pengaruh terhadap suatu kepribadian. Jawabnya, jika kita melihat dari sisi
sikap pemilik kebudayaan itu sendiri. Manakala pemilik kebudayaan itu
menganggap bahwa segala sesuatu yang terangkum dan terlebur dalam segala materi
kebudayaan itu sebagai sesuatu yang logis, normal dan serasi.
BAB III (INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT)
1.
Pertumbuhan Individu
1.1 Pengertian
Individu.
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu
merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan
sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah
manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan
terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis
rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan.
Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.
1.2 Pengertian
Pertumbuhan.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah
individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk
pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada
semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara
informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk,
dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
1.3 Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan.
1. Gizi
Berbicara masalah gizi, kita tidak terlepas dari pembahasan
mengenai zat-zat makanan atau nutrisi yang masuk kedalam tubuh. Makanan yang
bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat nutrien yang dibutuhkan oleh
tubuh agar tubuh dapat melakukan fungsi-fungsinya dengan sebaik-baiknya. Dengan
perkataan lain zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan,
perbaikan jaringan dan pemeliharaan tubuh beserta semua fungsinya.
Sejak dari masa janin, bayi, remaja sampai ke masa dewasa dan lansia (lanjut
usia), manusia membutuhkan zat-zat yang berguna untuk membantu fungsi semua
organ agar dapat berjalan dengan baik, apakah zat itu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, garam mineral dan air. Karbohidrat, protein, dan lemak
dibutuhkan sebagai sumber tenaga atau energi untuk bekerja. Kalori yang
dihasilkan untuk setiap 1 gram karbohidrat adalah sebesar 4 gramkalori, sedang
1 gram protein menghasilkan 4 gramkalori dan untuk setiap 1 gram lemak dapat
menghasilkan kalori sebesar 9 gramkalori. Vitamin dan mineral dibutuhkan
sebagai pengatur tubuh dengan jalan memperlancar proses oksidasi, memelihara
fungsi normal otot dan syaraf, vitalitas jaringan dan menunjang fungsi-fungsi
tertentu. Selain itu, di dalam proses-proses tersebut juga dibutuhkan air dan
oksigen dari udara. Peranan air sangat penting sebagai medium atau pelarut dari
getah-getah tubuh, peredaran darah dan proses-proses dalam tubuh lainnya. Kebutuhan
akan zat-zat ini berbeda-beda dan perbedaan ini tergantung dari umur, jenis
kelamin, jenis pekerjaan ataupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Pada wanita
dewasa, kalori yang dibutuhkan berkisar antara 1.600 -2000 kilokalori,
sedangkan pria dewasa membutuhkan sekitar 2.500 -3.000 kilokalori setiap
harinya. Secara umum pengaruh gizi pada manusia sangatlah kompleks, antara lain
dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, perkembangan fisik,
produktivitas dan kesanggupan kerja yang mana kesemua ini sangatlah erat
hubungannya dengan perbaikan atau peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan
demikian agar dapat melakukan kerja seoptimal mungkin sangatlah perlu
diperhatikan kualitas makanan yang dimakan, hendaknyalah memakan makanan yang
cukup mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh atau makanan yang berimbang
(balanced diet).
Banyak masalah-masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat tidak
adanyakeseimbangan gizi yang lebih dikenal sebagai akibat gizi salah. Gizi
salah yang diderita pada masa janin (dalam kandungan) dan masa anak-anak dapat
menghambat antara lain kecerdasan, motivasi, kesanggupan belajar. Selain itu,
ada dugaan bahwa gizi salah yang diderita pada masa janin dapat menimbulkan
kelainan kromosoma yang bisa berakibatkan pada perilaku abnormal ataupun
kelainan-kelainan yang akan bertahan selama hidup. Masalah lain yang dapat
diakibatkan oleh gizi salah ini adalah gangguan perkembangan Fisik. Suatu studi
yang dilakukan di India menunjukkan bahwa 90 % dari 3000 anak yang berasal dari
keluarga dengan tingkat ekonomi rendah mempunyai ukuran tubuh lebih kecil dari
ukuran normal. Keadaan seperti ini merupakan gambaran umum dari masyarakat di
negara-negara yang secara ekonomi tergolong kurang berkembang. Masih berkaitan
dengan berat badan lahir yang rendah, pada suatu penelitian yang dilakukan di
Hertfordshire (lnggris) ditemukan bahwa bayi-bayi yang dilahirkan dengan berat
badan kurang dari 2,5 kg mempunyai resiko yang besar untuk menderita penyakit
jantung koroner.
Namun yang cukup menarik dari penelitian tersebut
bahwa resiko itu menjadi menurun bila kekurangan tersebut dapat dikejar
sehingga mencapai berat badan yang normal (Barker,1992). Jadi jelas sekali
bahwa perawatan yang tentunya termasuk gizi dalam hal ini cukup menentukan kondisi
seseorang selanjutnya dan ini,tentunya sedikit banyaknya akan berkaitan dengan
produktifitas kerja dan kualitas hidupnya di kemudian hari.Sebenarnya, dalam
pembahasan gizi salah yang dapat menimbulkan masalah kesehatan tidaklah
semata-mata hanya keadaan kurang gizi, namun kelebihan gizipun dapat
menimbulkan gangguan pada manusia. Jadi kalau kita tilik lebih dalam yang
tergolong dalam gizi salah (malnutrisi) ini ada dua golongan, yaitu kurang gizi
(under nutrition) dan kelebihan gizi (over nutrition). Jelas, bahwa gangguan
atau penyakit yang ditimbulkan oleh golongan kedua ini lebih banyak dijumpai
pada masyarakat di negara-negara maju seperti penyakit jantung koroner, darah
tinggi (hipertensi), dan lain-lain. Sedangkan pada negara- negara berkembang pada
umumnya banyak dijumpai keadaan kurang gizi yang sering disebut dengan Kurang
Energi Protein (KEP), Defisiensi vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan lodium
(GAKI) dan lain-lain yang nantinya dapat berakibat pada turunnya daya tubuh dan
memudahkan untuk mendapat penyakit-penyakit infeksi ataupun gangguan lain.
Di Indonesia, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh BPS melalui modul SUSENAS
tahun 1986, 1987, dan 1989 serta hasil survai Vitamin A tahun 1978 menunjukkan
adanya penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk yang cukup bermakna.
Pada tahun 1978 prevalensi gizi kurang dan gizi buruk di Indonesia sebesar
15,9% yang kemudian menurun hingga 10,5% pada tahun 1989. Demikian pula
prevalensiKurang Energi Protein (KEP) berat juga mengalami penurunan dari 3%
menjadi 1,4% dalam kurun waktu yang sama. Keadaan ini menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan energi dan protein rumah tangga Kecenderungan ini
selain disebabkan sudah mulai menurunnya jumlah penduduk yang miskin, juga
pemerintah giat melakukan berbagai program upaya perbaikan gizi masyarakat.
Sedangkan masalah GAKI di negara kita masih merupakan masalah yang cukup besar.
Data tahun 1990 menunjukkan angka prevalensi nasional GAKI dalam bentuk angka
penyakit gondok sebesar 27,7%. Angka ini hila dibandingkan dengan data tahun
1982 (37,2%) telah mengalami penurunan. Namun bila diperhatikan per propinsi,
masih terdapat beberapa propinsi yang justru menunjukkan peningkatan
prevalensi. Walaupun permasalahan kesehatan yang masih berkaitan dengan gizi
kurang masih cukup banyak dijumpai di Indonesia, namun saat ini permasalahan
gizi lebih sudah mulai meningkat terutama di daerah perkotaan di Indonesia. Hal
ini terlihat dari Survei kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dimana penyakit
kardiovaskuler yang pada tahun 1972 merupakan penyebab kematian peringkat 11
menjadi peringkat ke-3 pada tahun 1986 dan pada SKRT 1992 menjadi penyebab
utama kemaatian di Indonesia. Dengan melihat kondisi ini, maka saat ini
Indonesia sedang menghadapi dua masalah atau problema ganda gizi dimana
diperlukan pemecahan masalah yang tepat sehingga diharapkan kualitas sumber
daya akan meningkat yang pada akhirnya juga berhubungan dengan tingkat
produktifitasnya.
Secara umum, permasalahan gizi dan pangan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain faktor demografi seperti pertambahan jumlah penduduk, laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi, besarnya proporsi penduduk usia muda,
penyebaran penduduk yang tidak merata, perubahan susunan penduduk; faktor sosial
ekonomi dimana terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat, meningkatnya
laju pertumbuhan ekonomi yang secara baik langsung berpengaruh pada pendapatan
keluarga. Selain itu, faktor lain yang berpengaruh pada masalah gizi dan pangan
adalah perkembangan IPTEK dimana terjadinya arus moderenisasi yang membawa
banyak perubahan pada pola hidup masyarakat termasuk pada pola makan. Salah
satu dampak dari arus moderenisasi terhadap pola makan adalah meningkatnya
konsumsi lemak.
2. Pengaruh status sosial ekonomi
Pengaruh status sosial ekonomi terhadap pertumbuhan fisik bersifat tidak
langsung. Jumlah keluarga dan status sosial ekonomi berhubungan dengan
kemungkinan mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik,
dan kemungkinan terciptanya suasana keluarga yang menyenangkan atau tidak ada
himpitan psikososial. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan
anak.
Selain itu anak yang dibesarkan di lingkungan
keluarga yang status sosial ekonominya tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat
permainan yang lengkap dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di
keluarga yang status ekonominya rendah. Pengaruh bermain bagi perkembangan anak
:
§ Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak
§ Bermain dapat digunakan sebagai terapi
§ Bermain dapat mempengaruhi dan menambah
pengetahuan anak
§ Bermain mempengaruhi perkembangan
kreativitas anak
§ Bermain dapat mengembangkan tingkah laku
sosial anak
§ Bermain dapat mempengaruhi nilai moral anak
3. Aktivitas
Agar terjadi pertumbuhan yang normal diperlukan aktibitas
fisik dengan intensitas yang cukup. Pengaruh yang lain terjadi adalah terhadap
tulang dan otot. Aktifitas fisik yang terlalu ringan tidak membawa pengaruh
nyata, dan bila terlalu berat bisa merusak atau mengakibatkan cedera.
Berikut contoh aktivitas yang berguna bagi
perkembangan individu:
1. Pergi ke perpustakaan
Biasakan anak membaca buku. Bila sempat, sisakan
waktu setiap hari, kalau tidak, beberapa kali setiap minggu untuk membacakan
cerita kepada anak. Jangan lupa untuk membahas kembali apa yang telah dibaca.
Tanyakan kepada mereka tentang ceritanya, bantu mereka menemukan kosakata baru
dan ajak anak untuk membaca beragam macam bacaan. Buatlah membaca itu gampang
dan menyenangkan bagi anak dengan cara membuat buku berada di sekitar mereka.
Ajak mereka ke perpustakaan. Sediakan sebanyak mungkin buku yang pantas di
sekitar rumah.
2. Bercocok tanam
Dengan mengajak anak bercocok tanam, Anda bisa
mengajarkan kepada anak Anda banyak hal. Mulai membuat taman bunga sendiri,
atau bahkan 1 pot saja. Dengan ini anak bisa belajar makna tumbuh dan
bertanggung jawab. Jadi setiap kali ia menyiram bunganya di pagi hari, ia akan
ingat bahwa tanaman, seperti kita semua itu mulai dari benih, tumbuh,
berkembang dan kelak layu dan mati. Dan selalu perlu air dan matahari!
3. Bermain
Hidup anak pada dasarnya adalah bermain. Dengan
bermain, anak belajar banyak hal.
4. Melihat awan
Aneh? Mungkin. Karena tidak dibiasakan menikmati
langit. Atau biasa hanya terpaku dengan indahnya bintang-bintang di malam hari.
Padahal awan itu hampir selalu ada, selalu bergerak dan kadang-kadang membentuk
hal-hal yang unik, seperti kuda nil, atau pesawat terbang. Bisa mengajak anak
untuk menggambarkan bentuk apa yang dia lihat di awan. Kadang mereka bisa
melihat 1 awan tapi dengan 2 bentuk yang berbeda. Dan juga bisa mengajaknya
membuat puisi tentang awan. Atau biarkan mereka mengarang cerita tentang apa
kira-kira rasanya bila kita bisa hidup di awan. Hal ini bisa memicu daya
imajinasi dan kreativitas.
5. Menulis surat
Kebiasaan memiliki sahabat pena sudah begitu jauh
dari kehidupan anak-anak. Dengan teknologi yang kini sudah begitu canggih, anak
lebih senang menggunakan telepon untuk bercerita. Tapi ternyata menulis surat
melatih banyak hal. Selain mengenali prosedur pengiriman barang (amplop,
perangko dan jasa besar pak pos), menulis surat juga melatih motorik dan
membuat anak senang bila menerima balasan. Ajak anak menulis surat ke nenek
kakek atau saudara yang tinggal jauh. Dan tunggu balasannya! Jika anak mulai
mengenal teknologi internet, bisa saja sarana e-mail bisa digunakan untuk
melatih kebiasaan menulis.
6. Jalan-jalan
Jalan-jalan itu mudah dan murah. Tidak perlu banyak
mengeluarkan uang. Jalan-jalan ke rumah teman atau sekadar berkeliling
lingkungan rumah saja untuk menyapa tetangga. Kita juga bisa berjalan-jalan ke
taman kota dan membuat piknik atau sekadar bermain di sana. Jalan-jalan itu
baik untuk tubuh karena bisa menurunkan tekanan darah dan resiko terkena
penyakit jantung. Dan yang lebih menguntungkan, jalan-jalan juga bisa
mengurangi berat badan. Jalan-jalan juga bisa menenangkan pikiran dan
melepaskan stres. Karena dengan berjalan, otak melepaskan zat yang bisa
meringankan tekanan pada otot serta mengurangi kecemasan.
7. Berenang
Semua anak suka bermain air. Jadi ajak berenang.
Selain sangat menyenangkan, berenang itu juga salah satu cara berolahraga.
Kalau bosan untuk berenang di kolam sekitar, ajak anak untuk pergi ke pantai.
Selain bermain dengan ombak, anak juga bisa diajak membuat istana yang indah
dari pasir dan mengoleksi kerang-kerang yang cantik.
8. Mendengarkan radio atau membaca koran
Anak sekarang sudah jarang sekali mendengarkan
radio, apalagi membaca koran. Padahal mungin mereka bisa mendapatkan informasi
yang tidak kalah banyaknya dibanding mendengarkan berita di TV. Radio bisa
melatih anak untuk mendengarkan dengan baik dan koran bisa mengajak anak untuk
menambah wawasannya tentang dunia
9. Memasak bersama ibu
Masak-memasak bukan hanya pekerjaan ’perempuan’,
bila sesuai, anak lelaki pun tidak ada salahnya diajak memasak bersama. Suatu
hari keahlian itu pasti berguna juga baginya. Ajak anak memasak makanan-makanan
ringan yang unik dan mengasyikkan. Misalnya membuat puding semangka kuning atau
es krim rasa pisang!
10. Berolahraga
Kadang kata olahraga terdengar berat, tapi setelah
dilakukan biasanya menyenangkan. Selain jalan-jalan, bersepeda dan berenang,
masih banyak lagi olahraga yang bisa dilakukan bersama keluarga. Kalau mau yang
sederhana, main badminton. Kalau mau yang lebih menantang, pergi water rafting.
11. Rapikan rumah dan halaman
Biasanya yang ini adalah tugas pembantu rumah
tangga. Kali ini, ajak anak untuk memerhatikan tempat tinggalnya sendiri.
Karena pembantu tidak selalu ada untuk melayani. Ingatkan anak bahwa pembantu
disebut demikian karena tugasnya memang ’membantu’ hal-hal yang kita tidak bisa
kerjakan. Bukan sebaliknya. Dengan demikian anak akan belajar untuk bertanggung
jawab dan lebih menghargai pembantu. Lagipula, tinggal di lingkungan yang rapi
dan bersih itu sehat dan menyenangkan.
12. Ambil les
Pelajaran di sekolah hanya melatih otak kiri. Jangan
lupa untuk melatih otak kanannya. Ambil les yang menarik dan sesuai dengan
bakat anak anda. Mulai dari les musik dengan piano, gitar, biola atau drumnya,
atau les menari mulai dari tarian daerah, tarian modern dan ballet, atau
les-les lainnya. Tapi ingat, jangan sampai les-les ini menambah beban belajar
yang sudah menumpuk di sekolah. Pastikan anak mendapatkan waktu yang cukup
untuk istirahat juga.
13. Bercengkrama dengan keluarga
Nah ini yang mahal. Karena penelitian mengatakan
bahwa 54% anak berusia 4-6 mengaku lebih senang menonton TV daripada bermain
dengan ayahnya. Para orangtua juga mengaku bahwa mereka hanya menghabiskan
sekitar 40 menit perhari untuk melakukan percakapan yang berarti dengan
anaknya. Kedekatan dengan keluarga tidak bisa dibeli. Jangan biarkan televisi
mencuri lagi waktu kita untuk keluarga yang memang sudah tinggal sedikit sekali
karena terpotong aktivitas sehari-hari.
14. Belajar
Sebetulnya apapun yang kita lakukan merupakan
pembelajaran. Jadi belajar itu bukan hanya lewat buku. Belajar hal-hal baru
yang belum kita ketahui. Belajar naik motor atau membuat sarang burung dari
kayu. Belajar mengantri, belajar main basket dan belajar yang lain.
4. Pengaruh genetik
Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik)
terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian
perilaku genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan
tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik
minat para ahli psikologi (misalnya temperamen, kecerdasan dan kepribadian)
mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun
keturunan (genetik).
Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor genetik?
Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang dipengaruhi laktor genetik. Para ahli
genetik menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti tentang
variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan
dan temperamen merupakan aspek-aspek-yang paling banyak ditelaah yang dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.
A. Kecerdasan
Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal
kecerdasan itu diwariskan (ditururikan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan
dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah
melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada yang
membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur (identical
twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical hvins memiliki
genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) s^harusnya sama. Fraternel
twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ-nya pun tidak
sama. Menurut Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada identical
ftiv’m yang dibesarkan pada aua lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan
IQ yang berbeda pula. Kajian terhadap hasil penelitian menunjukkan bahwa
identical t\vins yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda korelasi
rata-rata IQ-nya. 82. Dua saudara sekandung yang dipelihara pada dua lingkungan
yang berbeaa korelasi rata-rata IQ-nya, 50.
Banyak ahli-ahli yang mengkritik Jensen. Salah
seorang di antaranya mengkritik tentang definisi kecerdasan itu sendiri.
Menurut Jensen IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang baku merupakan
indikator kecerdasan yang baik. Kritik dari ahli lain ialah bahwa tes IQ hanya
menyentuh sebagian kecil saja dari kecerdasan. Cara individu niemecahkan
masalah sehari-hari. penycsuaian dirinya terhadap lingkungan kerja dan
lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek kecerdasan yang penting dan tidak
terukur oleh tes kecerdasan baku yang digunakan oleh Jensen. Kritik kedua
menyatakan bahwa kebanynkan .penelitian tentang keturunan dan lingkungan tidak
mencakup lingkungan-lingkungan yang berbeda secara radikal. Karena itu tidaklah
mengherankan bahwa studi tentang genetik menunjukkan bahwa lingkungan mempunyai
pengaruh yang lemah terhadap kecerdasan.
Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap
kecerdasan sebesar 80 person. Kecerdasan memang dipengaruhi oleh keturunan
tetapi kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa penganih itu berkisar
sekitar 50 persen.
1. Temperamen
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik
individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen
bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya
dengan keras, sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi
lingkungannya dengan giat parta vvaktu yang lama dan sebagian lagi tidak
demikian. Slebagian bayi merejpons orang Iain dengan hangat, sebagai lagi pasif
dart acuh tidak acuh. .Gaya-gaya perilaku tersebut di atas menunjukkan
temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe
dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkit krn:
- Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru.
- Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
- Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Beberapa
ahli perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, Berpendapat bahvva temperamen
adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi
oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para peneliti
menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen sebesar .50
sampai .60 menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut. Kekuatan pengaruh ini
biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi- lebih besar. Menetap atau
konsisten tidaknya temperamen bergantung kepada “kesesuaian” hubtingan antara
anak dengan orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak pun
mempengartihi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau
mereka dapat menegur dan menghukumnya, hal ini akan menjadikan anak yang sulit
menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat inemberi pengaruh yang
menen’angkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukkan kasih sayang
walau anak menjauh atau berkeras kepala.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan
mempengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh ini bergantung pada respons orang tua
terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui
dalani lingkungan.
2. Interaksi keturunan lingkungan dan perkembangan
Keturunan dnn lingkungan berjalan bersama atau
bekerja sama dan menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan
berat badan, minat yang khas. Bila seorang gadis cantik dan cerdas terpilih
menjadi ketua OSIS, apakah k:ta akan berkesimpulan bahwa keberhasilannya itu
hanya karena lingkungan atau lainnya karena keturunannya? tentu saja karena
keduanya. Karena pengaruii lingkungan bergantung kepada karakteristik genetik,
maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya. terdapat interaksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada
awal perkembangan anak dan berlanjut terus sr.mpai dewasa. Kita ketahui pula
bahwa dengan dibesarkan pada kelur.rga yang sama dapat terjadi perbedaan
kecerdasan secara individual dengan varjasi yang kecil pada kepribadian dan
minat. . Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga
mempunyai penekanan yang sama kepada anak-anaknya berkenaan dengan perkembangan
kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkal tertinggi. Mereka tidak
mengarahkan anak ke arah minat dan kepribadian yang sama. Kebanyakan orang tua
menghendaki anaknya untuk mencapai tingkat kecerdasan di atas rata-rata.
Apakah yang .perlu diketahui tentang interaksi
antara keturunan dengan lingkungan dalam perkembangan? Kita perlu mengetahui
lebih banyak tentang interaksi tersebut dalam perkembangan yang berlangsung
normal. Misalnya, apakah arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95 dan 1257
Untuk dapat menjawabnya diperlukan informasi tentang pengaruh-pengaruh budaya
dan genetik. Kita pun perlu mengetahui pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus
kehidupan. Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil
lingkungan, walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehalan,
evolusi dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan
menopause tidak dapat diabaikan.
5. Pengaruh Musim dan Iklim
Pengaruh musim dan iklim antara lain terhadap irama pertumbuhan. Dalam jangka
panjang pertumbuhan bentuk tubuh juga terjadi dari generasi dan kegenerasi.
orang yang berada di daerah iklim panas cenderung lebih langsing bentuk
tubuhnya dibandingkan orang-orang di daerah beriklim dingin. Dan orang-orang di
daerah iklim dingin cenderung lebih lemak. Dan juga orang-orang yang tinggal di
daerah dataran tinggi memiliki lingkaran dadanya dan paru-paru lebih besar
dibanding orang-orang yang ringgal di daerah pantai atau dataran rendah.
Pengaruh iklim dan musim cukup besar pada masa
adolesensi yang merupakan masa pertumbuhan pesat.
6. Pengaruh himpitan psikososial
Himpitan psikosial (stress) bisa menghambat pertumbuhan, hal ini
ada kaitannnya dengan fungsi hormon pertumbuhan yang menjadi tidak normal.
Fungsi pertumbuhan yang tidak normal mengakibatkan pertumbuhan tidak normal.
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh
orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
7. Pengaruh urbanisasi
Pengaruh urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota) menunjukkan adanya
hubungan positif dengan pertumbuhan anak. Sejumlah penelitian mengidentifikasi
bahwa anak-anak dari keluarga yang pindah ke kota cenderung lebih tinggi dan
lebih cepat matang dibandingkan dengan anak-anak yang tetap tinggal di daerah
desa. Karena peningkatan pertumbuhan fisik berhubungan dengan faktor kegizian
yang cenderung meningkat karena mengikuti pola makanan orang kota.
8. Kecenderungan secular
Kecenderungan sekuler adalah kecenderungan adanya perubahan dari tahun ke tahun
kerena perkembangan jaman. Misalnya anak-anak sekarang cenderung lebih besar
dan semakin lebih cepat mencapai kematangan dalam pertumbuhannya. Adanya
kecenderungan sekuler dimungkinkan kerena adanya perubahan pola kehidupan dan
perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan yang bisa mendukung kehidupan
manusia yang semakin baik.
9. Suku
Beragamnya faktor lingkungan yang ada dalam kehidupan berbagai suku bangsa,
mengakibatkan terjadinya perbedaan ukuran tubuh rata-rata orang dewasa,
kecepatan pertumbuhan, dan bentuk tubuh antara kelompok suku-suku bangsa yang
berbeda.
Eveleth dan Tenner (1976) telah mengadakan
penelitian terhadap bangsa-bangsa eropa, amerika, afrika, dan asia. Hasil
penelitian antara lain adalah bahwa laki-laki orang amerika, eropa, dan afrika
imbang tinggi badanya, tetapi perempuannya orang amerika-afrika sedikit lebih
tinggi dibandingkan orang eropa. Sedangkan orang-orang asia baik laki-laki
maupun perempuan cenderung lebih kecil dan pendek dibandingkan dengan
bangsa-bangsa lainnya.
10. Kesehatan
Menurut santrock (2007: 157) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami
anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan.
Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat
mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat
dengan hal ini. Maraknya makanan cepat saji dengan berbagai variasi yang sangat
menarik untuk anak seperti hot dog, pizza, hamburger dsb, menjadi kendala
tersendiri yang mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi yang sehat. Perlu
kreatifitas yang tinggi bagi guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat
yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji.
Selain makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik anak: Exercise is linked with many aspects of being physically and mentally healthy in children and adult (Buck dkk, 2007 dalam Santrock, 2007)
Selain makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik anak: Exercise is linked with many aspects of being physically and mentally healthy in children and adult (Buck dkk, 2007 dalam Santrock, 2007)
Ketika berolah raga, anak menggerakan otot-otot
tubuhnya yang merupakan stimulasi bagi perkembangan motorik terutama motorik
kasar. Olah raga yang tepat sebagai stimulasi perkembangan motorik tersebut
adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Ketika berolahraga pun
anak belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika olah raga tersebut
berupa permainan maka anak akan belajar nilai-nilai social seperti sportifitas,
kemenangan, kekalahan dan penghargaan. Karena itu kegiatan olah raga harus
dikemas dengan beberapa tujuan pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan
anak.
Meskipun anak yang sehat cenderung aktif, tapi
kekebalan tubuh mereka belum stabil. Berbagai penyakit bisa mengancam kesehatan
mereka diantaranya alergi, asma dan infeksi telinga. National Centre of Health
Statistics pada tahun 2004, menyatakan penyebab kematian anak paling besar
adalah kecelakaan, yang kedua adalah kanker terutama kanker darah (leukemia).
Strategi untuk menghindari adalah dengan menggunakan sabuk pengaman, helm dan
alat pengaman lainnya. Sedangkan penyakit kanker bisa dicegah dengan pemberian
ASI.
Pemberian ASI sangat penting pada masa satu sampai
enam bulan pertama. Salah satu keuntungan dari pemberian ASI adalah
terbentuknya kekebalan tubuh. Manfaat ASI berdasarkan beberapa ahli kesehatan
di Amerika Serikat adalah(Eiger & Olds, 1999; Hanson & Korotkova, 2002;
Kramer, 2003):
Selain berbagai penyakit yang berhubungan dengan
fisik, kelainan anak yang berhubungan dengan mental pun mempengaruhi kesehatan
anak. Penyakit tersebut diantaranya hiperaktif dan pelecehan. Sebagai pendidik
PAUD, diperlukan kepekaan untuk melihat berbagai gejala dari kelainan tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus berkonsultasi dengan orang tua dan
psikologi secara intensif sehingga mengetahui bagaimana seharusnya perlakuan
pada anak yang memiliki kelainan tersebut.
Guru memang menjadi salah satu pihak yang
bertangggung jawab dalam menjaga kesehatan anak, tapi yang paling bertanggung
jawab adalah orang tua. Karena anak belajar dari keteladanan dan kebiasaaan,
gaya hidup orang tua sangat mempengaruhi. Orang tua yang merokok sangat
membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat 22
persen anak yang orang tuannya merokok mengidap penyakit asma dan pernafasan
(Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007). Selain itu, asap rokok juga
menyebabkan anak kekurangan vitamin C (Staruss, 2001 dalam Santrock, 2007).
Selain gaya hidup orang tua, pola asuh yang
diterapkan pun mempengaruhi kesehatan anak. Pola asuh yang kurang baik
diindikasikan oleh kurang maksimalnya pemberian ASI, kurang baiknya pola
koinsumsi pangan keluarga dan pola perawatan kesehatan dasar terutama bagi anak
usia dini.
2. Fungsi Keluarga.
2.1 Pengertian Fungsi
Keluarga.
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus
dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut.
2.2 Macam-macam Fungsi
Keluarga.
Fungsi KeluargaAda lima fungsi yang dapat dijalankan keluarga yaitu :
1). Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak .
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga .
1). Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak .
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga .
2). Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman .
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga .
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga .
d) Memberikan identitas keluarga.
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman .
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga .
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga .
d) Memberikan identitas keluarga.
3). Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisi pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya.
a) Membina sosialisi pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya.
4). Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
5) Fungsi pendidikan
a)
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan ,
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat -tingkat perkembangannya.
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat -tingkat perkembangannya.
3. Individu, Keluarga dan Masyarakat.
3. 1 Pengertian
Keluarga.
>Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) :Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapaorang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan salingketergantungan.
>Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) :Keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah,hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
dan menciptakan sertamempertahankan suatu kebudayaan.Dari pengertian di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :-
-Unit terkecil dari masyarakat
-Terdiri atas 2 orang atau lebih
-ikatan perkawinan atau pertalian darah
-Hidup dalam satu rumah tangga
-Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
-Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
-Setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing-masing
-Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
3.2
Pengertian Masyarakat.
Masyrakat berasal dari bahasa arab yaitu musyarak. Masyarakat memiliki arti
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau terbuka.
Masyarakat terdiri atas individu-individu yang saling berinteraksi dan saling
tergantung satu sama lain atau di sebut zoon polticon. Dalam proses
pergaulannya, masyarakat akan menghasilkan budaya yang selanjutnya akan dipakai
sebagai sarana penyelenggaraan kehidupan bersama. Oleh sebab itu, konsep
masyarakat dan konsep kebudayaan merupakan dua hal yang senantiasa berkaitan
dan membentuk suatu sistem.
Arti Definisi / Pengertian Masyarakat
Arti Definisi / Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian
masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu
struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat
adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau
kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat
merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu
yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama
serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat di lihat
bahwa masyarakat merupakan organisasi manusia yang selalu berhubungan satu sama
lain dan memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut
- Orang-orang dalam jumlah relatif besar saling berinteraksi,baik antara individu dengan kelompok maupun antarkelompok sehingga menjadi satu kesatuan sosial budaya.
- Adanya kerja sama yang secara otomatis terjadi salam setiap masyarakat, baik dalam skala kecil (antarindividu) maupun dalam skala luas (antarkelompok). Kerja sama ini meliputi berbagai aspek kehidupan seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.
- Berada dalam wilayah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah tempat berlangsungnya suatu tata kehidupan bersama. Ada dua macam wilayah yang oleh Robert Lawang di sebut satuan administratif (desa-kecamatan-kabupaten-provinsi), dan satuan teritorial (kawasan pedesaan-perkotaan).
- Berlangsung dalam waktu relatif lama, serta memiliki norma sosial tertentu yang menjadi pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsep
masyarakat tidak berdiri sendiri,tetapi erat hubungannya dengan lingkungan. Hal
tersebut beraarti bahwa ketika seseorang berinteraksi dengan sesamanya, maka
lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi sikap-sikap, perasaan, perlakuan
dan kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungannya. Misalnya : lingkungan keluarga,
para remaja yang sebaya, lingkungan kerja dan kampus. Di masimg-masing
lingkungan itulah ia akan termasuk sebagai anggota kelompoknya. Oleh karena
itu, ia dapat menyertakan, memainkan sifat dan kehendak anggota kelompoknya
bahkan kadang-kadang menciptakan, meminjam, meniru dan memperkenalkan perilaku
yang berbeda dalam masyarakat.
3.3 Dua Golongan
Masyarakat.
Multikulturalisme dan Kesederajatan
Multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang
menekankan pengakuan dan penghargaan pada kesederajatan perbedaan kebudayaan.
Tercakup dalam pengertian kebudayaan adalah para pendukung kebudayaan, baik
secara individual maupun secara kelompok, dan terutama ditujukan terhadap
golongan sosial askriptif yaitu sukubangsa (dan ras), gender, dan umur.
Ideologi multikulturalisme ini secara bergandengan tangan saling mendukung
dengan proses-proses demokratisasi, yang pada dasarnya adalah kesederajatan
pelaku secara individual (HAM) dalam berhadapan dengan kekuasaan dan komuniti
atau masyarakat setempat.
Masyarakat Majemuk
Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya
masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yang biasanya dilakukan
secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah negara.
3.4 Perbedaan Masyarakat Industri dan Non Industri.
1. Masyarakat Non Industri
Terbagi menjadi dua
kelompok :
a. Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota
terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Biasa disebut juga dengan
kelompok “face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog,
bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.
b. Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling
hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh sebab
itu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok
diluar atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, Obyektif.
2. Masyarakat Industri
Masyarakat yang pembagian kerjanya bertambah
kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi.
Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara
kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis,
juga menjadi ciri dari bagian masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat
diartikan dengan kepandaian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri,
sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contohnya : tukang sepeda, tukang sandal,
tukang bubur, dsb
4. Hubungan Antara Induvidu, Keluarga,
dan Masyarakat.
4.1 Makna
Individu
Individu adalah sebutan yang menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan
terbatas, bukan berarti manusia tidak terbagi melaikan suatu kesatuan yang
terbatas menjadi seorang manusia.
Individu merupakan tiap manusia memiliki kesatuan
serta keterbatasan yang berbeda satu dengan yang lainnya, batasan inilah yang
membedakan setiap individu.
Manusia juga mempunyai kepribadian serta pola dan tingkah laku spesifik dari
dalam diriya, ada 3 kemungkinan menyimpang dari norma kolektif kehilangan
individualis atau takluk terhadap kolektif.
kepribdian manusia adalah organisasi dinamis
daripada sistem-sistem psyco-physik dalam individu yang turut menentukan
cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
Untuk menjadi individu yang ”mandiri” harus melalui proses. Proses yang dilaluinya adalah proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama. Karakter yang khas itu terbentuk dalam lingkungan keluarga secara bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi : etika, estetika, dan moral agama.
Untuk menjadi individu yang ”mandiri” harus melalui proses. Proses yang dilaluinya adalah proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama. Karakter yang khas itu terbentuk dalam lingkungan keluarga secara bertahap dan akan mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi : etika, estetika, dan moral agama.
4.2 Makna
keluarga
Keluarga adalah kelompok primer yang sangat penting dalam
masyarakat.keluarga adalah sebuah grup yang terbentuk dari laki laki dan
wanita. Jadi keluarga bentuk yang murni merupakan kesatuan sosial ini mempunyai
sifat sifat social yang sama.
4.3 Makna masyarakat
Makna masyarakat seperti halnyadengan definisi sosiologi yang banyak jumlahnya
kita dapati pula definisi definisi tentang masyarakat yang tidak sedikit.
Definisi adalah sekedar alat singkat untuk membatasi batasan batasanmengenai
persoalan atau pengertian ditinjau dari analisa.
4.4 Hubungan Antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat.
Individu
menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu
sebagai mahkluk ciptaan Allah S.W.T di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh
kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
Individu dengan keluarga,
hubungan ini sangatlah mutlak. Dikarenakan individu terlahir dari keluarga,
tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang suatu saat individu ini akan
membentuk keluarganya sendiri. Peran individu dalam keluarga merupakan resultan
dari relasi biologis, psikologis dan sosial. Relasi khusus ini mencangkup
kebudayaan lingkungan keluarga yang dinyatakan melalui bahasa (adat-istiadat,
kebiasaan, norma-norma, dan nilai-nilai agama).
Individu dengan masyarakat,
hubungan ini adalah tahap selanjutnya dari seseorang yang telah mempelajari
cara berinteraksi yang telah diajarkan dalam keluarga. Dalam hal ini, individu
memasuki suatu ruang lingkup yang sangat luas karena terdapat individu yang
berbeda dan berasal dari berbagai daerah/komunitas. Masyarakat itu bersifat
makro. Sifat makro diperoleh dari kenyataan, bahwa masyarakat pada hakiaktnya
terdiri dari sekian banyak komunias yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai
macam keluarga, lembaga dan individu – individu.
5. Urbanisasi
5.1 Pengertian
Urbanisasi.
Pengertian urbanisasi mengandung banyak makna
bergantung dari sudut mana kita mengkajinya, diantaranya:
a. Urbanisasi diartikan sebagai proses pembengkakan kota yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah penduduk yang sangat cepat. Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan alami penduduk kota dan adanya perpindahan penduduk dari desa ke kota. Dari pengertian ini sering diartikan bahwa urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
b. Urbanisasi diartikan juga sebagai proses bertambahnya jumlah kota pada suatu wilayah atau negara yang disebabkan oleh perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi.
c. Urbanisasi diartikan seebagai proses berubahnya suasana kehidupan pedesaan menjadi suasana perkotaan.
d. Urbanisasi bisa pula diartikan sebagai pemekaran wilayah perkotaan.
a. Urbanisasi diartikan sebagai proses pembengkakan kota yang diakibatkan oleh peningkatan jumlah penduduk yang sangat cepat. Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan alami penduduk kota dan adanya perpindahan penduduk dari desa ke kota. Dari pengertian ini sering diartikan bahwa urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
b. Urbanisasi diartikan juga sebagai proses bertambahnya jumlah kota pada suatu wilayah atau negara yang disebabkan oleh perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi.
c. Urbanisasi diartikan seebagai proses berubahnya suasana kehidupan pedesaan menjadi suasana perkotaan.
d. Urbanisasi bisa pula diartikan sebagai pemekaran wilayah perkotaan.
5.2 Proses
terjadinya Urbanisasi
Pertama, pemerintah berkeinginan untuk sesegera mungkin meningkatkan proporsi
penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan
bahwa meningkatnya penduduk daerah perkotaan akan berkaitan erat dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi negara. Data memperlihatkan bahwa suatu negara atau daerah
dengan tingkat perekonomian yang lebih tinggi, juga memiliki tingkat urbanisasi
yang lebih tinggi, dan sebaliknya. Negara-negara industri pada umumnya memiliki
tingkat urbanisasi di atas 75 persen. Bandingkan dengan negara berkembang yang
sekarang ini. Tingkat urbanisasinya masih sekitar 35 persen sampai dengan 40
persen saja.
Kedua, terjadinya tingkat urbanisasi yang berlebihan, atau tidak terkendali,
dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada penduduk itu sendiri. Ukuran
terkendali atau tidaknya proses urbanisasi biasanya dikenal dengan ukuran
primacy rate, yang kurang lebih diartikan sebagai kekuatan daya tarik kota
terbesar pada suatu negara atau wilayah terhadap kota-kota di sekitarnya. Makin
besar tingkat primacy menunjukkan keadaan yang kurang baik dalam proses
urbanisasi. Sayangnya data mutahir mengenai primacy rate di Indonesia tidak
tersedia.
BAB IV (PEMUDA DAN SOSIALISASI)
1.
Internalisasi Belajar dan Spesialisasi.
1.1
Pengertian Pemuda
Pemuda diidentikkan dengan kaum muda yang merupakan generasi bangsa, yang akan
menentukan perubahan-perubahan dimasa yang akan datang. Sebagai seorang
mahasiswa/mahasiswi kita adalah pemuda yang memiliki intelektual yang dapat
berpikir demi perubahan dan kemajuan negara ini. Telah kita ketahui bahwa
pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan
masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada
pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang
potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi
pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa
siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Princeton mendefinisikan kata pemuda
(youth) dalam kamus Webstersnya sebagai “the time of life between childhood and
maturity; early maturity; the state of being young or immature or
inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemuda adalah sebuah kehidupan yang berdiri
direntang masa kanak-kanak dan masa dewasa dimasa inilah seorang pemuda
bersifat labil, kontrol emosi dan kstabilan pendirian masih bisa dipengaruh
oleh pihak luar. Seorang pemuda mempunyai ciri yang khas yang menggambarkan
seperti apa ia terlihat yang menunjukkan kepribadiannya. jadi, pemuda adalah
seseorang yang sangat luar biasa yang jiwanya masih sangat bergelora apalagi
dalam membangun bangsa ini.
1.2 Pengertian
Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan
penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Berikut
pengertian sosialisasi menurut para ahli :
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3. Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam
sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan
Sosialisasi.
a) Proses sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
b) Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.
c) Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
a) Proses sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
b) Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.
c) Tujuan Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
1.3
Internalisasi Belajar dan Sosialisasi
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti
sampai institusionalisasi saja,akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah
mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat. Norma-norma ini kadang
dibedakan antara norma-norma ;
-
Norma-norma yang mengatur pribadi yang mencakup norma kepercayaan yang
bertujuan agar manusia berhati nurani yang bersih.
-
Norma-norma yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan
kaidah hukum serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik
dalam pergaulan hidup dan bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup.
1.4
Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi adalah cara-cara berhubungan orang
perseorang dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem,
serta bentuk-bentuk hubungan. Atau sebagai pengaruh timbal balik antara
berbagai segi kehidupan bersama yang mencakup berbagai aspek kehidupan.
Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam Pengantar
sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan
tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak
mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara
satu sama lain tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat
saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan
dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial,
maka kegiatan-kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut
interaksi. Sedangkan menurut George Herbert Mead berpendapat bahwa
sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap sebagai
berikut : Tahap persiapan (Preparatory Stage), Tahap meniru (Play
Stage), Tahap siap bertindak (Game Stage), dan Tahap
penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other).
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (social interaction)
dan sebagai syarat terjadinya aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang
perorang, antara kelompok manusia, maupun antara kelompok manusia dengan orang
perorang. Pengetahuan tentang proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk
memperoleh pengertian yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat.
Masyarakat pada umumnya mempunyai bentuk-bentuk struktural seperti : kelompok
sosial, kebudayaan, lembaga sosial, strafikasi dan kekuasaan. Kesemuanya itu
memiliki hubungan interaksi. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang
mewujudkan segi dinamikanya disebabkan anggota masyarakat senantiasa mengadakan
hubungan satu dengan yang lainnya, baik dalam bentuk orang perorang maupun
kelompok masyarakt.
Syarat-syarat
terjadinya interaksi sosial adalah : Adanya kontak sosial (social
contact), dan Adanya komunikasi. Dalam bahasa Latin, kontak
berasala dari kata con atau cum dan tango. Con ataucum berarti
bersama-sama, sedangkan tango berarti menyentuh. Jika
diartikan secara fisik, menyentuh adalah hubungan badaniah, jika dikaitkan
dengan perkembangan teknologi saat ini berhubungan dengan orang lain dapat
melalui sarana, misalnya: telepon, telegram, radio, televisi, surat kabar,
koran, majalah, dan sebagainya.
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan
sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu :
1. Keluarga
Menurut Gertrudge Jaeger peranan
para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena
anak sepenuhnya berada dalam lingkungan keluarganya terutama orang tuanya
sendiri.
2. Lingkungan
(teman bermain)
Pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu
berpergian ke luar rumah. Teman bermain dapat pula memberikan pengaruh dalam
proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada
masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian
seorang individu.
3. Lembaga
pendidikan
Menurut Dreeben, dalam lembaga
pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain
yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence),
prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di
lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam
melaksanakan berbagai perkerjaan, tetapi di sekolah sebagai besar tugas sekolah
harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
4. Media
massa
Yang termasuk kelompok media massa disini adalah
media cetak (surat kabar, majalh, tabloid), media elektronik (radio, televisi,
video, film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan
frekuensi pesan yang disampaikan.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk,
yaitu :
a. Individu
dengan individu
Ada individu yang memberikan pengaruh,
rangsangan/stimulus kepada individu lainnya. Misal; anak kecil mempelajari
kebiasaan dalam keluarganya, proses ini disebut sosialisasi.
b. Individu
dengan suatu kelompok manusia
Misal; norma-norma partai politik di masyarakat
memaksa anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideology dan programnya.
c. Kelompok
manusia dengan kelompok manusia
Misalnya; Hubungan kerjasama antara dua perusahaan
untuk menjalin suatu kerjasama bisnis.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa :
1. Kerjasama (cooperation)
Dalam sosiologi terdapat lima bentuk kerjasama, yaitu
:
a. Kerukunan
yang mencakup gotong royong dan tolong menolong.
b. Bergaining,
yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa antara
dua organisasi atau lebih.
c. Ko-oplasi
(co-optation) yaitu proses penerima unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi.
d. Koalisi
(coalition) yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai
tujuan yang sama, dan Joint-venture yaitu kerjasama dalam pengusahaan
proyek tertentu.
2. Persaingan (competition)
Persaingan adalah bentuk usaha yang dilakukan agar
memperoleh kemenangna atau hasil yang lebih tanpa menimbulkan benturan fisik.
3. Pertentangan /
pertikaian (conflict)
Bentuk-bentuk khusus terjadinya pertentangan
:
a. Pertentangan
pribadi
b. Pertentangan
rasial
c. Pertentangan
antar kelas-kelas sosial
d. Pertentangan
politik
e. Pertentangan
lokal, nasional, regional, maupun internasional.
Akibat terjadinya pertentangan :
a. Terjadinya
keretakan di masyarakat
b. Tambahnya
solidaritas in-group
c. Perubahan
kepribadian para individu
d. Hancurnya
harta benda dan korban nyawa
e. Dominasi
dan takluknya salah satu pihak
1.5
Peranan Sosialisasi Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat.
Mahasiswa adalah kelompok
pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu untuk
mengenyam pendidikan tinggi, di saat sebagian yang lain dalam usia yang sama
masih bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses
pendidikan, terutama pendidikan tinggi. Predikat tersebut tentulah dapat
disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan kaum intelektual, yang mempunyai basis
keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa,
yang berarti kemampuan akademik mahasiswa dapat diandalkan sebagai salah satu
asset negara ini. Tetapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas social
yang selalu berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan, sehingga
dalam hal ini mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam
kehidupan social kemasyarakatan.
Peranan pemuda dalam masyarakat
Masyarakat membutuhkan peran sertapemuda untuk
kemajuan bersama. Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Generasi tua
memilki keterbatasan untuk memajukan bangsa. Generasi muda harus mengambil
peranan yang menentukan dalam hal ini. Dengan semangat menyala-nyala dan tekad
yang membaja serta visi dan kemauan untuk menerima perubahan yang dinamis
pemuda menjadi motor bagi pembangunan masyarakat. Sejarah membuktikan, bahwa
perubahan hampir selalu dimotori oleh kalangan muda. Sumpah Pemuda, Proklamasi,
Pemberantasan PKI, lahirnya orde baru, bahkan peristiwa turunnya diktator
Soeharto dari singgasana kepresidenan seluruhnya dimotori oleh kaum muda. kaum
muda pula yang selalu memberikan umpan balik yang kritis terhadap pongahnya
kekuasaan.
2. Pemuda dan Identitas.
2.1 Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda.
Rangkaian kebijaksanaan pokok dalam pembangunan di bidang pendidikan dan
pembinaan generasi muda dalam Repelita II mencakup sejumlah kegiatan lanjutan,
perluasan dan peningkatan berbagai usaha selama Repelita I. Hal ini
dilaksanakan dalam rangka pemecahan keseluruhan masalah yang mendesak secara lebih
mendasar. Masalah-masalah di bidang pendidikan dan pembinaan generasi muda
antara lain menyangkut perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, peningkatan
dan pemerataan mutu pendidikan, keserasian (relevansi) pendidikan dengan
kebutuhan pembangunan, tepat guna dan hasil guna pengelolaan sistim pendidikan,
peningkatan dan perluasan pendidikan luar sekolah, pembinaan generasi muda pada
umumnya, pembinaan olah raga, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi muda.
Berbagai masalah tersebut berkaitan satu sama lain sehingga keseluruhan
kebijaksanaan dalam mengatasinya secara lebih mendasar dengan sendirinya
merupakan suatu kebulatan pula.
Langkah-langkah kebijaksanaan yang digariskan dalam Repelita
II telah mengarahkan penyusunan program-program utama untuk mencapai
sasaran-sasaran pokok di bidang pembangunan pendidikan dan pembinaan generasi
muda melalui pelaksanaan rencana tahunan. Garis-garis kebijaksanaan terse-but
antara lain adalah sebagai berikut:
Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, Usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar sebagai pencerminan dari azas keadilan sosial ditujukan terutama pada Sekolah Dasar, yaitu dengan membangun gedung-gedung SD baru yang dapat menjamin perluasan daya tampung SD untuk 85% dari seluruh anak umur 7 — 12 tahun yang pada akhir Repelita II diperkirakan berjumlah 23,0 juta. Sehubungan dengan ini, perhatian khusus diberikan pula pada penyediaan guru guru SD yang bermutu dalam jumlah yang memadai sesuai dengan perluasan kesempatan belajar pada SD.
Demikian pula kesempatan belajar pada sekolah lanjutan pertama bagi lulusan SD akan diperbesar dengan sekaligus memperhitungkan kenaikan proporsi lulusan SD yang ingin melanjutkan pelajaran ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada tingkat sekolah lanjutan atas, khususnya daya tampung Sekolah Pendidikan Guru (SPG) akan ditingkatkan sesuai dengan kebijaksanaan perluasan pendidikan dasar yang memerlukan guru tambahan. Dalam pada itu kapasitas Sekolah Teknik Menengah (STM) dan sekolah-sekolah kejuruan lainnya akan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan terhadap tenaga trampil dan bermutu. Selanjutnya, pada tingkat pendidikan tinggi, perluasan kesempatan studi akan lebih diarahkan kepada bidang-bidang studi tertentu yang selama ini relatif belum mencukupi. Dalam pada itu, kebijaksanaan pemerataan kesempatan belajar ditunjang pula oleh kebijaksanaan pengadaan berbagai jenis beasiswa di semua jenis dan tingkat pendidikan, terutama untuk para pelajar dan mahasiswa yang berbakat atau mampu berprestasi namun keadaan sosial ekonominya relatif lemah.
Perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, Usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar sebagai pencerminan dari azas keadilan sosial ditujukan terutama pada Sekolah Dasar, yaitu dengan membangun gedung-gedung SD baru yang dapat menjamin perluasan daya tampung SD untuk 85% dari seluruh anak umur 7 — 12 tahun yang pada akhir Repelita II diperkirakan berjumlah 23,0 juta. Sehubungan dengan ini, perhatian khusus diberikan pula pada penyediaan guru guru SD yang bermutu dalam jumlah yang memadai sesuai dengan perluasan kesempatan belajar pada SD.
Demikian pula kesempatan belajar pada sekolah lanjutan pertama bagi lulusan SD akan diperbesar dengan sekaligus memperhitungkan kenaikan proporsi lulusan SD yang ingin melanjutkan pelajaran ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada tingkat sekolah lanjutan atas, khususnya daya tampung Sekolah Pendidikan Guru (SPG) akan ditingkatkan sesuai dengan kebijaksanaan perluasan pendidikan dasar yang memerlukan guru tambahan. Dalam pada itu kapasitas Sekolah Teknik Menengah (STM) dan sekolah-sekolah kejuruan lainnya akan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan terhadap tenaga trampil dan bermutu. Selanjutnya, pada tingkat pendidikan tinggi, perluasan kesempatan studi akan lebih diarahkan kepada bidang-bidang studi tertentu yang selama ini relatif belum mencukupi. Dalam pada itu, kebijaksanaan pemerataan kesempatan belajar ditunjang pula oleh kebijaksanaan pengadaan berbagai jenis beasiswa di semua jenis dan tingkat pendidikan, terutama untuk para pelajar dan mahasiswa yang berbakat atau mampu berprestasi namun keadaan sosial ekonominya relatif lemah.
2.2
Dua Pengertian Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda.
Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan Generasi
Muda ada dua yaitu :
-
Generasi Muda sebagai Subyek
Generasi Muda subyek adalah mereka yang telah
dibekali ilmu dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa, dalam rangka kehidupan
berbangsa bernegara serta pembangunan nasional.
-
Generasi Muda sebagai Obyek
Generasi Muda Obyek adalah mereka yang masih
memerlukan bimbingan yang mengarah kan kepada pertumbuhan potensi menuju ke
tingkat yang maksimal dan belum dapat mandiri secara fungsional di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
2.3
Masalah Generasi Muda.
a. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan
nasionalisme dikalangan masyarakat, termasuk jiwa pemuda.
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik formal dan informal. Tinggimya jumlah putus sekolah yang tidak hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan bangsa.
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik formal dan informal. Tinggimya jumlah putus sekolah yang tidak hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan bangsa.
d. Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta
tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran dikalangan generasi
muda mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat
kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan
berbagai problem sosial lainnya.
e. Kurangnya gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan, dan pertumbuhan.
f. Masih banyaknya perkawinan dibawah umur.
g. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi moral bangsa.
h. Merebaknya penggunaan NAPZA dikalangan remaja.
i. Belum adanya peraturanm perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dalam rangka memecahkan permasalahan generasi muda diatas, diperlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subjek pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.
e. Kurangnya gizi yang menghambat perkembangan kecerdasan, dan pertumbuhan.
f. Masih banyaknya perkawinan dibawah umur.
g. Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi moral bangsa.
h. Merebaknya penggunaan NAPZA dikalangan remaja.
i. Belum adanya peraturanm perundangan yang menyangkut generasi muda.
Dalam rangka memecahkan permasalahan generasi muda diatas, diperlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subjek pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.
2.4 Potensi
Generasi Muda.
a. Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
a. Idealisme dan Daya Kritis
Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung jawab yang seimbang.
b. Dinamika dan Kreativitas
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan yang baru.
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan yang baru.
c. Keberanian Mengambil Resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko.
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk berani mengambil resiko.
d. Optimis dan Kegairahan Semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk mencoba lebih maju lagi.
e. Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya agar mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya agar mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
f. Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif, generasi muda secara relatif lebih terpeljar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi pendahulunya.
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif, generasi muda secara relatif lebih terpeljar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari generasi pendahulunya.
g. Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan.
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif. Akan tetapi, keanekaragaman masyarakat Indonesia merupakan potensi dinamis dan kreatif jika ditempatka dalam kerangka integrasi nasional yang didasarkan pada semangat sumpah pemuda serta kesamaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat menjadi hambatan jika dihayati secara sempit dan eksklusif. Akan tetapi, keanekaragaman masyarakat Indonesia merupakan potensi dinamis dan kreatif jika ditempatka dalam kerangka integrasi nasional yang didasarkan pada semangat sumpah pemuda serta kesamaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
h. Patriotisme dan Nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI dari segala bentuk ancaman. Dengan tekad dan semangat ini, generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional.
Pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI dari segala bentuk ancaman. Dengan tekad dan semangat ini, generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional.
i. Sikap Kesatria
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung jawab sosial yang tinngi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan dikalangan generasi muda Indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat dan bangsa.
Kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung jawab sosial yang tinngi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan dikalangan generasi muda Indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat dan bangsa.
j. Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator terhadap lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidilkan serta penerapan teknologi, baik yang maju, maupun yang sederhana.
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator terhadap lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidilkan serta penerapan teknologi, baik yang maju, maupun yang sederhana.
2.5 Tujuan Pokok Sosialisasi.
- Memberikan ketrampilan terhadap seseorang agar mampu mengimbangi hidup bermasyarakat.
- Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
- Membantu mengendalikan fungsi – fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
- Membiasakan diri dengan berprilaku sesuai dengan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang ada dimasyarakat.
3.
Perguruan dan Pendidikan.
3.1 Mengembangkan Potensi Generasi Muda.
menurut saya, dalam megembangkan potensi generasi
muda sangatlah banyak, mulai dari penyuluhan-penyuluhan, program kreatifitas
yang akan membuat gejolak jiwa generasi muda lebih terpancing dan juga di
adakannya lomba-lomba yang akan bisa mengangkat derajat atau membanggakan
Indonesia di kancah internasional. dalam mengembangkan pemuda haruslah dengan
perkembangan zaman yang sesuai dengan mereka karena akan sangat berpengaruh
dalam membentuk suatu kreativitas. harus ada cara ketika ingin mengembangkan
potensi para generasi muda di Indonesia seperti :
1.Kepercayaan kepada diri sendiri
2. Sikap optimis
3. Sikap berhati-hati
4. Sikap tidak tergantung kepada orang lain
5. Sikap tidak hanya mementingkan diri sendiri
6. Ketahanan terhadap cobaan
5. Sikap tidak hanya mementingkan diri sendiri
6. Ketahanan terhadap cobaan
7. Toleransi
8. Ambisi yang tepat
9. Kepekaan sosial (empati)
3.2 Pengertian Pendidikan dan Perguruan Tinggi.
A. PENDIDIKAN
Pengertian
Pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (
karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras
dengan alam dan masyarakatnya”.
John Stuart Mill (filosof Inggris, 1806-1873 M)
menjabarkan bahwa Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh
seseorang untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan
tujuan mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan. Pendidikan, menurut H. Horne, adalah proses
yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk
manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar
kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional
dan kemanusiaan dari manusia.
John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses
pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan
biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi
secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan social.
Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa
dan kelompok dimana dia hidup.
Hal
senada juga dikemukakan oleh Edgar Dalle bahwa Pendidikan merupakan
usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di
luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa
yang akan datang.
Thompson
mengungkapkan bahwa Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu
untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku,
pikiran dan sifatnya.
Ditegaskan oleh M.J. Longeveled bahwa
Pendidikan merupakan usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan
kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu
anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Prof. Richey dalam bukunya ‘Planning for teaching,
an Introduction to Education’ menjelaskan Istilah ‘Pendidikan’ berkenaan dengan
fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat
terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi baru) bagi penuaian
kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat.
Ibnu Muqaffa
(salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab
Kalilah dan Daminah) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah yang kita butuhkan
untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti
makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban
yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.”
Plato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M)
menjelaskan bahwa Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari
jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesemurnaan.
Dalam Kamus
Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian Pendidikan , yang berasal dari
kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi
“mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi
latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran.
Dari beberapa Pengertian Pendidikan diatas
dapat disimpulkan mengenai Pendidikan, bahwa Pendidikan merupakan Bimbingan
atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak
untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan
tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain” (Langeveld).
B. PERGURUAN TINGGI
Perguruan tinggi adalah
satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan
tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut
dosen.
Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2 :
Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi 2 :
1. Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi
yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh Negara
2. Perguruan tinggi swasta, adalah perguruan tinggi
yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta.
3.3 Alasan untuk Mengeyam Pendidikan Tinggi
semua orang harus mengeyam pendidikan karena
itu merupakan sesuatu yang sangat penting bagi hidup kita, agar kita bisa
membuat kehidupan kita lebih baik, dengan mendapatkan ilmu kita akan bisa
mengaplikasikannya untuk hal yang baik dalam kehidupan kita. Mungkin saja orang
diluar sana berbicara bahwa "gak harus jadi kuliah/sekolah kalo ingin
sukses" tapi kita semua butuh teori ketika ingin mengaplikasikan
sesuatu.
Generasi muda memiliki kecenderungan untuk bersikap
antusias dalam menghadapi berbagai isu, baik yang terkait langsung maupun tidak
langsung dengan kehidupan mereka sehari-hari.
sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh
pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang
masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam
pemikiran,pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam
masyarakat. Generasi muda yang agamis ditandai dengan laku dan tindak dari
pemuda yang dilandasi oleh moral-moral normatif agama.
Sumber :