Minggu, 14 November 2010

Sistem Informasi Manufactur


KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “sistem informasi manajement manufactur”, suatu permasalahan yang selalu dialami bagi masyarakat yang menggunakan sistem informasi manufaktur utuk mengakses suatu informasi dalam bidang manufaktur.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah Sistem Informasi Manufactur yang sangat diperlukan dalam suatu harapan mendapatkan pemahaman dalam memanfaatkan Sistem informasi terutama yang menggunakan Sistem Informasi Manufaktur dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Pengantar Sistem komputer”
Sebelumnya , kami selaku penulis makalah tak lupa mengucap syukur atas terselesaikan- nya makalah ini pada waktu yang telah di tentukan. Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, baik dalam isi ataupun susunan makalahnya sendiri untuk itu kami meminta maaf jika ada kesalahan, dan  untuk itu juga kami meminta maaf jika ada pencopyan materi pembaca dan tidak mencantumkan nama pembaca didalam pembahasan kami.  Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat bagi teman-teman sekalian.
By michael
By beni ariyanto                                                                                                                                                                                BAB I. PENDAHULUAN
Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan.
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan Internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis.Para manajer di berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia.
Dalam modul sistem informasi manufaktur ini, topik-topik yang dibahas antara lain berkenaan dengan bagaimana pemanfaatan teknologi informasi dikaitkan dengan pentingnya atau bantuannya dalam proses pengambilan keputusan manajemen. Selain itu dibahas pula mengenai perkembangan dari sistem informasi manafaktur, perencanaan sistem informasi manufaktur, pengendalian sistem informasi manufaktur, sistem pemrosessan manufaktur, aplikasi dalam sisten manufaktur, tahap-tahap pengembangan sistem, dan peran penting dari sistem pendukung untuk pengambilan keputusan. Pada bagian akhir modul ini juga akan dibahas mengenai bagaimana sistem pengamanan dan pengendalian dalam pemanfaatan teknologi informasi di dalam sistem informasi manufaktur.
BAB II. ISI
Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi mungkin sudah sering Anda dengar. Terdapat berbagai macam aplikasi sistem informasi, seperti sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, sistem informasi geografi, sistem informasi manufaktur, dan lain-lain. Pada buku ini akan dibahas tentang pembuatan salah satu aplikasi sistem informasi, yaitu sistem informasi manufaktur. Sistem ini banyak digunakan oleh perusahaan manufaktur atau perusahaan yang menghasilkan produk berupa barang. Software yang digunakan untuk pengembangan aplikasi sistem informasi manufaktur di sini adalah Visual Basic 2005 dan SQL Server 2005. Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman visual yang sudah dikenal umum dalam pembuatan program aplikasi, sedangkan SQL Server adalah software database yang sudah dikenal keandalannya dalam pengembangan aplikasi database untuk perusahaan dengan skala menengah sampai besar. Anda akan belajar bagaimana mengembangkan sebuah sistem informasi manufaktur menggunakan Visual Basic 2005 untuk tampilan aplikasi (front-end) dan SQL Server 2005 untuk database (back-end). Pembahasan dilakukan dengan detail dan mudah diikuti sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isi buku. Diharapkan setelah membaca buku ini, Anda dapat menggunakan Visual Basic 2005 dan SQL Server 2005 dalam pembuatan aplikasi sistem informasi, terutama sistem informasi manufaktur. Pembahasan dalam buku mencakup: Pembuatan menu. - Pembuatan master barang, lokasi, supplier, customer, dan stok. - Transaksi pembelian. - Bill of material. - Transaksi pengiriman barang. - Transaksi proses produksi. Transaksi penjualan. - Transaksi pelunasan. - Kartu stok dan laporan produksi
Komputer sebagai bagian dari sistem fisik
A. Computer-aided design
Computer-aided design (CAD) yang semakin sering disebut Computer aided engeneering (CAE) melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk yang akan dimanufaktur CAD peertama-pertama muncul dalam industri dirgantara sekitar tahun 1960- an dan kemudian diadopsi oleh pembuat mobil. CAD kemudian digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumus seperti bangunan dan jembatan hingga bagian-bagian kecil.
B. Computer-Aided Manufacturing
Computer-Aided Manufacturing(CAM) penerapan komputerdalam proses produksi. Mesin produksi khusus yang dikendalikan komputer seperti bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh dari data base rancangan.
C. Robotik
Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotikrobotik melibatkan penggunaan robot industrial. Alat yang secara otomatis menjalankan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur.
D. Komputer sebagai proses informasi
Istilah sistem informasi manufaktur uantuk menjelaskan subsistem CBIS yang menyediakan informasi mengenai operasi produksi.
Definisi / Pengertian Manufaktur
Manufaktur adalah proses fisik dalam produksi barang non jasa. Contoh manufaktur adalah seperi pembuatan minyak urut di mana jasa pijit yang menggunakan minyak urut tersebut tidak termasuk dalam perusahaan manufaktur. Peranan fungsi manufakturing dalam perusahaan adalah untuk meningkatkan kegunaan dari masukan yang berupa tenaga dan keterampilan, bahan dan peralatan, dana serta informasi, menjadi barang atau jasa yang siap dipasarkan oleh perusahaan tersebut kepada konsumen atau pemakainya. Penentuan maksud dan Tujuan dilaksanakannya audit didasarkan pada pertimbangan pelaksanaan kegiatan dalam fungsi manufacturing, terutama untuk memperoleh keyakinan:
a)      Ditaatinya atau tidak, ketetapan atau ketentuan dari prosedur yang telah diberlakukan dalam perusahaan untuk fungsi manufacturing
b)      Dicapainya efektifitas dalam pengelolaan kegiatan fungsi manufacturing
c)      Dicapainya efisiensi dalam pengelolaan kegiatan fungsi manufacturing.
Berdasarkan maksud - maksud dan tujuan dari pelaksanaan audit manufacturing maka kemudian ditentukan lingkup audit manajemen yang dilakukan yang dapat berupa:
1.      Audit mengenai  tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan manufacturing perusahaan yang ditetapkan
2.      Audit mengenai disain system manufacturing yang dijalankan, yang mencakup pemilihan lokasi, pengaturan tata letak, keadaan bangunan sarana penunjang, teknologi yang digunakan, proses manufacturing yang dijalankan, keadaan mesin dan peralatan.
3.      Audit mengenai penerapan Sistem manufacturing, yang mencakup perencanaan dan program operasi / produksi, pembelian dan pengadaan bahan , pelaksanaan manufacturing, persediaan dan pengiriman barang jadi serta pergudangannya, biaya, serta pemeliharaan peralatan.
Model sistem informasi manufaktur :
Sistem informasi manufaktur mencakup semua aplikasi komputer dalam area manufaktur
sebagai sistem konseptual.
A.     Subsistem input
Sistem informasi akuntansi mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasoknya.
B.       Subsistem informasi akuntasi
 Tugas pengumpulkan data yang menjelaskan operasi produksi paling dilaksanakan dengan menggunakan terminal pengumpulan data. Pegawai produksi memasukan data kedalam terminal dengan mengunakan kombinasi media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media tersebut peling sering berbentuk dokumen dengan bar codes yang dapat dibaca secara optis. Media lain meliputi dokumen dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu plastik dengan garis-garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut dditrnsmisikan kekomputer pusat untuk memperbaharui data base.
C.      Subsistem Industrial Engineering
Industrial Engineering(IE) merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari operasi manufaktur dan membuat saran-saran perbaikan. Bagian penting IE melibatkan pengaturan standart produksi suatu unsur penting dalam menerapkan managemant by exception diarea manufaktur.
            D.  Subsistem intelijen manufaktur
     Subsistem intelijen manufaktur membuat manajemen manufaktur tetap mengetahui
     perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin.
     Informasi pekerja
Manajer manufaktur sangat memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Jika para pekerja memilih unutk berserikat suatu kontrak menjelaskan harapan dan kewajiban baik perusahaan maupun serikat.
A.    Sistem formal
Manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan kedepatrtemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia kemudian mengumpulkan informasi dari berbagai elemen lingkungan dan menhubungakan pelamar.
B.     Sistem informal
Arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan penyelia mereka.
 Informasi pemasok
Sebagaian besar departemen pembelian memilki beberapa pembeli yang mengkhususkan diri dalam mancapai efisiensi dan kwalitas produksi material yang dipesan harus tiba sesuai jadwal dan tingkat kualitas yang diharapkan.
A.    Subsistem persediaan
Pentingnya tingkat persediaan tingkat persediaan perusahaan sangat penting karen     menggambarkan investasi yang besar uang yang tertanaman dalam persediaan tidak dapat digunakan dalam hal-hal lain. Tingkat persediaan suatu barang tertentu terutama dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya tingkat persediaan rata-rata dapat diperkirakan separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock.
B.     Biaya pemeliharaan
Biaya tahunan menyimpan suatu persediaan tergantung pada jenis material yang disimpan. Biaya pemeliharaan atau biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari barang dan biaya tersebut mencakup faktor-faktor seperti kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
C.     Biaya pembelian
Biaya yang meningkat adalah biaya pembelian yang mencakup biaya-biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaay telp, biaya sekretaris biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.
Bagaimana manajemen menggunakan sistem informasi manufaktur

Sistem informsi manufaktur digunakan baik dalam operasi sistem produksi fisik. Informasi itu digunakan oleh eksekutif perusahaan. Manajer diarea manufaktur dan juga manajer diarea lain. Para eksekutif termasuk wakil presiden direktur manufaktur menerima informasi dari semua subsistem out put. Superintendent pabrik juga menggunakan ikhtisar output yang menjelsakan seluruh operasi.
Manajer dalam pemsaran dan keungan juga menggunakan output itu pemasar tertarik pada aspek produksi seperti biaya, kualitas dan penyediaan karena faktor-faktor tersebut mempengaruhi penjualan produk. Manajer keuangan memiliki perhatian khusus pada subsistem persediaan karena diguanakan dalam menentukan investasi persediaan dan pada subsistem persediaan karena digunakan dalam menentukan investasi persediaan dan pada subsistem produksi karena digunakan untuk membuat keputusan penting mengenai konstruksi atau perluasan pabrik.
Sistem informasi manufaktur
Definisi ( O’BRIEN / 1996 ) :
Sistem yang digunakan untuk mendukung fungsi produksi, yang mencakup seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa.
Skema : Sistem Informasi manufaktur yang mencakup perencanaan, pengendalian dan sistem pemrosesan transaksi
 Skema : CIM menggabungkan sistem produksi fisik (seperti robotika, CAM, kontrol mesin) dengan sistem informasi berbasis komputer.
Berbagai sistem dalam fungsi produksi
  • · CAD (Computer Aided Design)
Sistem yang menggunakan komputer untuk merancang suatu produk (mobil, kapal, pesawat terbang, dsb)
  • · CAE (Computer Aided Engineering)
Sistem yang dirancang untuk menganalisa karakteristik dari suatu design dan dipakai untuk mensimulasikan kinerja produk di bawah kondisi yang berbeda-beda dengan tujuan untuk mengurangi kebutuhan membuat prototipe. (Martin, 2002)
  • · CAM (Computer Aided Manufacturing)
Sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengontrol suatu proses produksi.
  • · CAPP (Computer Aided Process Planning)
Sistem yang digunakan urutan proses untuk memproduksi atau merakit suatu komponen.
Aplikasi Dalam Sistem informasi manufaktur
  • ·ROP (ReOrder Point), suatu sistem yang berdasarkan keputusan pembelian berdasarkan titik pemesanan kembali (reorder point).
  • ·MRP (Material Requirements Planning), suatu sistem yang dapat dipakai untuk merencanakan kebutuhan berbagai bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi.
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut : 1.Meminimalkan Persediaan
MRP menentukan berapa banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.

2. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengriman
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau pembelian komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.

3. Komitmen yang realistis
Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis. Hal ini mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.

4. Meningkatkan efisiensi
MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Induk Produksi (JIP). Dengan demikian terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan MRP (Material Requirements Planning), yaitu :
1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat
2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.

      Dalam jumlah induk produksi diuraikan bahan jadi yang akan diproduksi, yaitu meliputi waktu dan jumlah yang diproduksi. Jumlah kebutuhan material berisi jumlah kebutuhan material- material pembentuk bahan jadi, baik bahan mentah maupun bahan yang dibeli jadi. Status persediaan berisi informasi tentang persediaan material, order pembelian dan order pekerjaan.
Dari data imput kedalam sistem MRP akan didapat beberapa informasi sebagai berikut:
  1. Kebutuhan komponen/material pada periode-periode dalam jangka waktu tertentu (Gross Requirement).
  2. Komponen/material yang harus disediakan pada awal produksi (overdue)
  3. Status persediaan komponen/material pada akhir suatu periode (Project On Hand)
  4. Jumlah komponen/material yang harus disediakan pada awal suatu periode (planned order)Pada metode MRP terdapat beberapa hal yang mendasar, yaitu:
  1. Permintaan material bersifat tergantung (dependent)
  2. Filosofi pemesanan sesuai permintaan
  3. Ramalan/perkiraan berdasarkan Master Production Schedule
  4. Konsep pengawasan meliputi semua item
  5. Lot sizing bersifat beragam
  6. memenuhi kebutuhan produksi
  7. Tipe persediaan adalah bahan mentah atau setengah jadi
Sebagai alat perencana dan pengontrol yang merupakan metode efektif dalam manajemen persediaan, MRP memberikan beberapa keuntungan, yaitu:
  1. Investasi persediaan dapat ditekan serendah mungkin
  2. perencanaan dapat dilakukan secara detail dapat berubah sesuai keadaan
  3. Penyediaan data untuk masa mendatang dengan basis tiap item
  4. Pengontrolan persediaan dapat dilakukan setiap saat
  5. Jumlah pemesanan berdasarkan kebutuhan
  6. fokus pada waktu kebutuhan material
Definisi MRP menurut Rangkuti, MRP merupakan suatu sistem perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang memerlukan beberapa tahapan atau proses atau fase, atau suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang diterjemahkan ke bahan mentah (komponen) yang dibutuhkan dengan menggunakan waktu tenggang, sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan dibuat.(Rangkuti,1996:140)
Menurut Chase dan Aquilino, MRP adalah sistem yang menciptakan jadwal yang mengidentifikasikan komponen-komponen khusus dan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produk akhir perusahaan, jumlah sesungguhnya yang diperlukan, tanggal pesanan bahan baku dilakukan dan diterima atau diselesaikan dalam siklus produksi.(Chase,1995:594)
Pada awal 1960-an Joseph Orlicky dari J.I. Case company membuat suatu pendekatan baru untuk manajemen material yang disebut perencanaan kebutuhan bahan baku (material Requirements planing -MRP). MRP adalah suatu strategi material proaktif. Sistem material requrements planing bekerja berhubungan dengan sistem perencanaan kebutuhan kapasitas untuk memastikan bahwa produksi terjadwal sesuai dengan kapasitas pabrik.
Oliver Wight dan george plossl konsultan yang diakui mengembangkan konsep MRP diluar area manufaktur sehingga dapat meliputi seluruh perusahaan hasilnya disebut MRP II dan kepanjangan huruf-huruf tersebut telah dirubah menjadi Manufakturing resource planing
Manfaat MRP II :
Perusahaan dapat mengharapkan manfaat satu atau dalam beberapa area. :
·         Penggunaan sumber daya yang efisien
·         Pererencanaa prioritas yang lebih baik
·         Pelayangan pelanggan yang meningkat
·         Informasi manajemen yang lebih baik
·         RP II (Material Resource Planning), yaitu suatu sistem yang memadukan MRP dengan penjadwalan produksi dan operasi pada bengkel kerja (shop floor operation).
·         · JIT (Just-in-time), yaitu suatu pendekatan yang menjaga arus bahan baku melalui pabrik agar selalu dalam keadaan minimum dengan mengatur bahan baku tiba di bengkel kerja pada saat diperlukan atau “tepat pada waktunya” (just in time)
Sistem produksi just-in-time (JIT)
JIT memerlukan manajemen bahan, orang, dan pemasok yang terkoordinasi. Tujuan JIT adalah untuk mengeliminasi persediaan, mengurangi waktu pemrosesan dan persiapan, serta menggunakan manajemen partisipatif untuk menjamin input dan kesetiaan pekerja pada perusahaan. JIT mencakup manajemen kualitas total(TQM), dimana perbaikan yang terus menerus merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

·         · CIM (Computer Integrated Manufacturing) merupakan suatu sistem yang menggabungkan berbagai teknik untuk menciptakan proses manufaktur yang luwes, cepat dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan efisien.
CIM adalah suatu konsep yang memadukan teknologi produksi dan teknologi informasi (McLeod, 1998)
Implementasi CIM
1. Menyederhanakan proses produksi, perancangan produk, organisasi pabrik sebagai dasar yang penting untuk pengotomasian dan pengintegrasian.
2.Mengotomasikan produksi dan fungsi-fungsi bisnis yang mendukungnya dengan komputer, mesin dan robot.
Mengintegrasikan seluruh proses produksi dan pendukungnya dengan memakai komputer, jaringan komunikasi dan teknologi informasi yang lain.
HAMBATAN-HAMBATAN UNTUK MEMENUHI STANDAR-STANDAR    MANUFAKTUROutput yang rendah
            Sejumlah factor yang mungkin menjadi penyebab kegagalan system untuk memenuhi standar-standar rancangan untuk output, dan factor-faktor tersebut dapat menjadi sumber dari ketidakpastian manajerial.
         Kualitas yang rendah
            Kualitas suatu produk tergantung dari baik atau buruknya produk. Jika produk atau jasa memuaskan tujuan pembelinya, maka pembeli akan menganggapnya berkualitas baik.
         Biya manufaktur yang berlebihan
            Setiap biaya manufaktur yang melampaui biaya yang telah dianggarkan adalah berlebihan dan tentu saja menjadi perhatian manajer pemasaran dan keuangan serta personel produksi.
BAB III. PENUTUP
Dengan tugas ini diharapkan mahasiswa bisa lebih mengetahui lebih banyak tentang si manufaktur dan pengimplementasiannya ,bahwa si manufaktur itu sangat bermanfaat bagi manajemen manufaktur dan hubungannya dengan bidang sistem informasi yang lain. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya,dan memberikan pengetahuan baru bagi pembacanya.
 Kesimpulan
Sistem merupakan kesatuan banyak hal yang terintegrasi untuk menjadi sebuah fungsi atau menghasilkan tujuan tertentu. Sistem Informasi Manufaktur(SIMa) bertujuan menghasilkan informasi manufaktur yang berguna untuk perusahaan.
Kegiatan manufaktur mendukung proses bisnis sebuah perusahaan. Kegiatan ini perlu diperhatikan untuk kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu, komitmen perusahaan untuk menjalankan sistem informasi manufaktur haruslah sangat tinggi  agar proses yang terjadi di lantai produksi menjadi menguntungkan bagi perusahaan. Sumber daya manusia akan teknologi merupakan komponen yang terintegrasi untuk menjalankan sistem informasi manufaktur ini. Komponen ini merupakan komponen
Sistem informasi manufaktur dapat digunakan sebagai penyeleasaian masalah untuk bidang manufaktur, dengan menggunakan sistem informasi yang lain dan menggunakan program-program yang membantu penyelesaian masalah dalam bidang manufaktur,sehingga proses dari produksi dapat lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Pohan, H. I., dan K. S. Bahri, 1977. Pengantar Perancangan Sistem, Erlangga.
Pdf sistem informasi manufaktur.
By bagus_coy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar