PRESIDEN YANG TIDAK LEBAY
Presiden adalah seorang pemimpin terhadap masyarakat disuatu negara pemerintahan republik. Presiden pula yang mempunyai peranan central dalam melakukan suatu tindakan-tindakan serta kebijakan-kebijakan yang baik untuk masyrakatnya.
Kepemimpinan atau jabatan presiden, gubernur, dan lain-lain, apapun merupakan amanah/titipan. Jabatan itu nanti pada hari kiamat merupakan suatu kehinaan dan penyesalan kecuali bagi pejabat yang dapat memanfaatkan haknya dan menunaikan kewajibannya dengan sebaik-baiknya .
Jabatan bukanlah sarana untuk mencapai kepentingan pribadi dan keluarganya, memperkaya diri, mendatangkan keuntungan bagi pemegangnya. Tetapi jabatan adalah suatu amanah yang harus ditunaikan dan akan dipertanggung jawabkan nanti dihari kiamat.
Tolak ukur dalam mengatur pemerintahan, sebagaimana halnya dalam mengatur persoalan individual. Sehingga pemimpin terikat dengan undang-undang, dan boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang pada undang-undang sebuah negara.
Bahwa pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut. Oleh karena itu pemimpin hendaklah menolong dan melyani rakyatnya agar lebih sejahtera, pemimpin dalam tidak menipu dan mengkianati rakyatnya.pemimpin, adalah menjadi pelayan masyarakat yang dicintai dan mencintai
Ada beberapa ciri pemimpin yang baik, yang akan berhasil dalam kepemimpinannya.
*Senantiasa bersikap adil dan menjunjung tinggi kebenaran. Begitu pentingnya masalah ini sampai-sampai Rasulullah menyatakan sejamnya keadilan pemimpin jauh lebih baik dibandingkan dengan seribu rakaat shalat sunnah (al-hadits). Pemimpin yang adil, disamping ilmunya para ulama, kepemurahannya kaum kaya, dan doanya kaum dhuafa akan menjadi pilar utama.
*Senantiasa menjadi pengayom dan pembela masyarakat, sehingga masyarakat merasa aman dan terlindungi. Kehidupan menjadi tenteram dan bahagia. Kebijakan yang dikeluarkan pun tidak akan menjadi kebijakan yang merugikan rakyat. Ketika terjadi konflik antara kepentingan rakyat kecil, maka ia akan lebih memilih untuk membela kepentingan rakyat kecil.
*Berpihak dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu adalah contoh pemimpin yang selalu berpatroli setiap malam, memastikan bahwa rakyatnya tidak ada yang kelaparan. Demikian pula dengan khalifah Umar bin Abdul Azis, yang mampu mengentaskan kemiskinan melalui instrumen zakat, hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun. Inilah model kepemimpinan yang selalu didambakan kehadirannya oleh seluruh masyarakat kapan dan dimanapun, termasuk Negara yang kita cintai ini. Mudah-mudahan melalui pemimpin yang demikianlah, Indonesia akan menjadi bangsa yang lebih baik dan sejahtera.
Semoga saja artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi referensi untuk melihat bagaimana sosok pemimpin yang baik dan sesuai dengan harapan itu sesungguhnya.
Salam - Ajinatha
kriteria-kriterianya peresiden yang baik adalah sebagai berikut :
a. Berjiwa berani dan tegas
Bukan hanya sekedar pidato atau bikin lagu saja, tapi presiden yang mempunyai sosok tegas dan berani mengambil keputusan jika suatu saat harkat dan derajat negara kita diinjak-injak oleh negara lain. Presiden yang berani mengeluarkan kebijakan-kebijakan selaku manajemen negara dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat, bukan sebaliknya menambah penderitaan rakyat.
b. Dapat menyelesaikan masalah internal maupun eksternal
Presiden yang dapat menyelesaikan semua masalah yang terjadi didalam negeri misalnya korupsi yang dilakukan oleh operator pemerintah yang kemudian presiden ambil alih untuk memberikan sangsi tegas terhadap si pelanggar supaya tidak bermunculannya lagi pelanggar- pelanggar lain yang akan mengulangi kesalahan yang sama. Hukum mati untuk koruptor adalah harga mati!
Dari dulu sampai sekarang, dari presiden pertama sampai dengan sekarang belum ada presiden yang berani bertindak demikian.Untuk masalah eksternal kita bisa ambil contoh kemarin-kemarin sempat ada ketegangan antara negara kita dengan negara sebelah yakni Malaysia.
Dengan banyaknya tkw-tkw yang menjadi korban penyiksaan-penyiksaan, kemudian diklaimnya batik, kebudayaan-kebudayaan dinegara kita oleh negara tersebut.Tapi apa tanggapan presiden kita? Beliau hanya berpidato dan memilih untuk jalur diplomasi. Baik, 1 atau 2 kali kita mempunyai masalah dengan negara tersebut bisa diselesaikan dengan cara diplomasi, tetapi kesalahan yang dilakukan oleh negara tersebut semakin bertambah parah, apakah hal demikian bisa diselesaikan dengan cara diplomasi kembali? Tentu jawabnya tidak! Karena jati diri bangsa kita sudah teramat diinjak-injak oleh negara tersebut. Sehingga mungkin negara tersebut mencap negara kita adalah negara yang lemah bahkan tergolong pengecut.
Dari dulu sampai sekarang, dari presiden pertama sampai dengan sekarang belum ada presiden yang berani bertindak demikian.Untuk masalah eksternal kita bisa ambil contoh kemarin-kemarin sempat ada ketegangan antara negara kita dengan negara sebelah yakni Malaysia.
Dengan banyaknya tkw-tkw yang menjadi korban penyiksaan-penyiksaan, kemudian diklaimnya batik, kebudayaan-kebudayaan dinegara kita oleh negara tersebut.Tapi apa tanggapan presiden kita? Beliau hanya berpidato dan memilih untuk jalur diplomasi. Baik, 1 atau 2 kali kita mempunyai masalah dengan negara tersebut bisa diselesaikan dengan cara diplomasi, tetapi kesalahan yang dilakukan oleh negara tersebut semakin bertambah parah, apakah hal demikian bisa diselesaikan dengan cara diplomasi kembali? Tentu jawabnya tidak! Karena jati diri bangsa kita sudah teramat diinjak-injak oleh negara tersebut. Sehingga mungkin negara tersebut mencap negara kita adalah negara yang lemah bahkan tergolong pengecut.
c. Dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila
Hal ini yang semakin kesini semakin dilupakan oleh petinggi negara kita, padahal mereka tahu bahwa Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia. Tapi banyak pula dari mereka yang melanggar isi dari pancasila tersebut. Mungkin tidak perlu untuk dijelaskan satu persatu, karena sudah terlalu banyak nilai pancasila yang runtuh oleh petinggi-petinggi negara tersebut.
Saya capek bila harus membahasnya.
Saya capek bila harus membahasnya.
d. Presiden yang beriman dan takut kepada Tuhan
Bukan malah presiden yang membiarkan kesalahan-kesalahan oleh bawahannya, tapi presiden yang senantiasa mebuka kesalahan-kesalahan apa yang telah diperbuatnya karena semata-mata takut kepada Tuhan YME. Presiden yang bisa mengambil keputusan-keputusan yang baik, dengan tidak didasari rasa arogansi terhadap rasa kekuasaannya dan bisa menjadikan negara kita ini bisa terangkat harkat dan martabatnya kembali karena didasari oleh niatan tulus dan takut bila suatu kesalahan terjadi yang akan berdampak pada masyarakatnya dan menyebabkan dosa kepada dirinya dan operator pemerintahannya.
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar